PT Bank Tabungan Negara (BTN) meraup laba bersih sebesar Rp 594 miliar pada Kuartal I-2017. Jumlahnya meningkat 21,3 persen dibanding periode sama tahun lalu yakni Rp 491 miliar.
Menurut Direktur Utama Bank BTN Maryono, kenaikan laba bersih tersebut didukung oleh pertumbuhan jumlah dan perbaikan kualitas kredit. “Di tengah kondisi ekonomi yang masih menunjukkan perlambatan pada awal tahun, kami tetap mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih dan dana pihak ketiga di atas 20 persen atau sesuai dengan target,” ujar Maryono dalam keterangan pers, Senin (17/4).
Ia menjelaskan, peningkatan laba bersih ini didukung oleh pendapatan bunga yang tumbuh 8,74 persen dari Rp 4,19 triliun menjadi Rp 4,56 triliun. Sementara, biaya bunga (cost of fund) hanya naik sebesar 4,94 persen menjadi Rp 2,52 triliun pada Kuartal I-2017. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih tumbuh 13,8 persen dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 2,04 triliun pada Kuartal I-2017.
(Baca juga: Sokong Program Sejuta Rumah, BTN Minta Relaksasi Subsidi KPR)
Sementara itu, pendapatan operasional juga tercatat naik 36,8 persen dengan penopang terbesar berasal dari pendapatan komisi, provisi, dan administrasi yang tumbuh sebesar 27,4 persen.
Peningkatan pendapatan itu didorong oleh pertumbuhan kredit BTN yang mencapai 18,7 persen menjadi Rp 169,7 triliun pada kuartal I 2017. Angka ini di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang menurut Bank Indonesia tercatat sebesar 8,4 persen per Februari 2017.
Maryono menyatakan, salah satu kredit yang tumbuh tinggi yakni perumahan, dengan kontribusi penyalurannya 90,4 persen. KPR Subsidi Bank BTN tercatat naik sebesar 29,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara kredit konstruksi perseroan pun tumbuh 18,44 persen dan kredit komersial meningkat 20,57 persen.
Per kuartal I 2017, Bank BTN mencatatkan kontribusi sejumlah 271.679 unit rumah dengan nilai Rp27,44 triliun. Dari jumlah itu, di sisi demand, perseroan telah menyalurkan 44.442 unit Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan nilai total Rp7,24 triliun. Sementara dari sisi supply, total nilai proyek yang dibiayai Bank BTN yakni sebanyak 227.237 unit atau setara Rp20,21 triliun.
(Baca juga: Laba Melonjak Hampir 50 Persen, Maryono Pimpin Lagi BTN)
“Ini juga dalam upaya mendukung program Sejuta Rumah. Hasilnya pangsa pasar KPR bisa dipertahankan 34,21 persen," kata Maryono.
Pertumbuhan kredit juga mengerek kenaikan total aset BTN sebesar 20,12 persen menjadi Rp 214,31 triliun. Selain itu rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross menjadi sebesar 3,34 persen turun dari di periode yang sama tahun lalu 3,59 persen.
Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pun naik 20,02 persen menjadi Rp 157,4 triliun. Dari realisasi tersebut, giro, deposito dan tabungan tumbuh masing-masing 29,4 persen, 21,2 persen, dan 5,9 persen.
Imbasnya, dana murah (current account and savings account/CASA) naik 18,22 persen dari Rp 61,3 triliun menjadi Rp 72,5 triliun di Kuartal I-2017. Maka, porsi CASA mencapai 46 persen terhadap total DPK BTN pada kuartal I-2017.
(Baca juga: Bantah OJK, Dirut BTN: Kasus Bilyet Palsu Bukan Kelemahan Sistem)
Dari sisi rasio keuangan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy ratio/CAR) BTN naik dari 16,5 persen menjadi 18,9 persen. Rasio pinjaman terhadap tabuangan (Loan to deposit ratio/LDR) pun naik dari 108,98 persen menjadi 107,79 persen di Kuartal I-2017. Adapun, pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) berada di level 4,32 persen.