Risiko Menurun, Moody's Naikkan Prospek Peringkat Utang Indonesia

Arief Kamaludin (Katadata)
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
9/2/2017, 10.04 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo menuturkan, perbaikan peringkat merupakan pengakuan atas keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Hal ini dapat memberikan suasana kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, di tengah tantangan global dan perekonomian domestik.

"Untuk itu, kami akan terus menjaga kedisiplinan dalam pengelolaan makroekonomi dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah,” kata Agus dalam siaran pers BI.

Sekadar informasi, pada 21 Desember lalu, Fitch telah meningkatkan proyeksi peringkat kredit Indonesia dari "Stabil" menjadi "Positif". Selain itu, mempertahankan peringkat BBB- atau investment grade.

(Baca: Paparkan Perbaikan Ekonomi ke S&P, BI Harap Peringkat Utang Naik)

Faktor kunci yang mendukung perbaikan prospek itu adalah rekam jejak stabilitas makroekonomi yang dijaga baik oleh otoritas dalam beberapa tahun terakhir di tengah tantangan ekonomi global. Selain itu, kebijakan moneter dan nilai tukar yang ditempuh BI efektif meredam gejolak di pasar keuangan. Ketiga, dorongan reformasi struktural yang bisa memperbaiki iklim investasi secara bertahap dan diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah.

Saat ini, pemerintah masih menunggu keputusan peringkat kredit dari Standard and Poor’s (S&P). Sebab, S&P merupakan satu-satunya lembaga pemeringkat internasional yang masih belum menyematkan peringkat layak investasi bagi Indonesia.

Peluang Indonesia mendapat kenaikan peringkat dari S&P kandas pada Juni tahun lalu. S&P tetap mempertahankan peringkat kredit Indonesia sebesar BB+ dengan prospek positif. Alasannya, S&P melihat masih adanya risiko fiskal dan anggaran yang dihadapi pemerintah Indonesia lantaran rendahnya penerimaan negara pada saat itu.

Pada awal tahun ini, BI dan pemerintah telah bertemu kembali dengan S&P. Setelah memaparkan kondisi terkini ekonomi di dalam negeri, Agus berharap S&P akan menaikkan peringkat kredit luar negeri Indonesia ke level layak investasi.

Halaman: