Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) cuma berhasil meraup penerimaan sebesar Rp 3 triliun sepanjang Januari lalu. Ini artinya, baru 1,6 persen dari target keseluruhan tahun yang sebesar Rp 191,2 triliun. Penerimaan Januari tersebut tercatat lebih rendah dibanding Januari 2016 yang sebesar Rp 3,9 triliun.
Mengacu pada data DJBC, kecilnya penerimaan dikarenakan menurunnya pendapatan dari bea masuk dan cukai. Pendapatan dari bea masuk tercatat sebesar Rp 2,5 triliun atau turun tipis dibanding Januari 2016 yang mencapai Rp 2,6 triliun. Sementara itu, penerimaan dari cukai hanya sebesar Rp 240,4 miliar, merosot dari pencapaian Januari 2016 yang sebesar Rp 1,1 triliun. (Baca juga: Gara-Gara Aturan, Penerimaan Bea Cukai 2016 Turun)
Di lain sisi, penerimaan dari bea keluar tercatat sebesar Rp 312 miliar atau sedikit lebih tinggi dibanding Januari 2016 silam yang sebesar Rp 300 miliar. Dengan pencapaian tersebut, penerimaan bea keluar sudah mencapai 91,7 persen dari target keseluruhan tahun yang mencapai Rp 340,1 miliar. (Baca juga: Setoran Bea Keluar Freeport dan Newmont 2016 Turun 15,2 Persen)
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi mengatakan pelemahan ekonomi dunia termasuk ekonomi domestik masih menjadi tantangan untuk mengejar target penerimaan di tahun ini. Menurut dia, rendahnya permintaan di dalam negeri mengurangi minat perusahaan untuk berinvestasi, alhasil impor bahan baku dan barang modal pun menurun. Akibatnya, penerimaan bea masuk juga rendah.
“Kalau devisa impor turun, basis pajak juga akan turun dan mempengaruhi bea masuk yang jadi target kinerja kami. Di samping itu juga ada banyak perdagangan bebas (free trade agreement/FTA),” kata Heru dalam acara talkshow di Kanal Bea Cukai Radio akhir pekan lalu. (Dorong Industri Kecil Tembus Pasar Dunia, Pemerintah Bebaskan Pajak)
Dia mencatat, perjanjian perdagangan bebas meningkat 23 persen di 2015 dan 26,5 persen di 2016. Akibatnya bea masuk untuk mitra FTA-pun menjadi nol persen. Karena itu, bea masuk mencatatkan penurunan 12 persen di 2016 dan 22 persen di 2015. Meski begitu, Heru yakin target penerimaan tahun ini bisa tercapai.