Terpukul Efek Trump, Cadangan Devisa Susut US$ 3,5 Miliar

Arief Kamaludin | Katadata
7/12/2016, 20.40 WIB

Selain untuk stabilisasi nilai tukar agar sesuai fundamental, penurunan cadangan devisa lantaran memenuhi kebutuhan valuta asing (valas) untuk pembayaran ULN pemerintah. BI memperkirakan, penurunan cadangab devisa bersifat temporer, terutama didukung oleh optimisme terhadap perekonomian domestik yang tetap positif, kinerja ekspor yang membaik, dan perkembangan kondisi pasar keuangan global yang kembali kondusif.

Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat pun meyakinkan, “BI akan terus menjaga kecukupan cadev guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.” 

Sementara itu, Ekonom Maybank Juniman sudah melihat peluang penguatan cadangan devisa pada Desember ini. Pemicunya, repatriasi (pemulangan dana) sekitar Rp 100 triliun atau setara US$ 8 miliar oleh warga negara Indonesia yang mengikuti program amnesti pajak (tax amnesty). (Baca juga: Dana Repatriasi Kerek Surplus Neraca Pembayaran 14 Kali Lipat)

Penguatan cadangan devisa juga bisa terjadi bila pemerintah merealisasikan rencananya melakukan pembiayaan lebih awal (prefunding) belanja 2017 melalui penerbitan surat utang di pasar global Desember ini. (Baca juga: Pasar Labil, Pemerintah Tersandera Ijon Utang Rp 40 Triliun)

Lebih jauh, Juniman mengatakan, cadangan devisa juga bisa terbantu bila neraca perdagangan di akhir tahun surplus sesuai dugaannya. ”Dengan kondisi ini peluang cadev balik ke US$ 115 miliar sampai US$ 117 miliar di akhir tahun,” ucapnya.

Sebelumnya, Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan, dana asing yang keluar (capital outflow) mencapai US$ 2,3 miliar sepanjang November lalu. Alhasil, cadangan devisa juga menurun untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah agar tidak terlalu melemah.

Halaman: