"Diserang" Pejabat Indonesia, Singapura Bantah Jegal Tax Amnesty

Arief Kamaludin | Katadata
25/7/2016, 09.19 WIB

Pemerintah Singapura membantah telah melakukan upaya-upaya yang dapat menghambat jalannya kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) di Indonesia. Bantahan negeri jiran tersebut untuk menjawab tudingan sejumlah pejabat Indonesia sebelumnya.

“Belakangan ada yang menyatakan Singapura mengimplementasikan kebijakan untuk ‘menggagalkan’ program tax amnesty Indonesia. Itu tidak benar,” kata Kedutaan Besar Singapura untuk Indonesia melalui pernyataan resminya, seperti dilansir The Strait Times, Sabtu (23/7).

Sikap yang dikemukakan oleh kedutaan tersebut disusul oleh pernyataan resmi bersama dari Kementerian Keuangan serta otoritas moneter Singapura yang dikirim kepada The Straits Times.

Selain itu, Kedutaan Besar Singapura mengklaim negaranya tidak memiliki kepentingan untuk melindungi uang gelap dari pajak. “Kami mematuhi standar internasional yang disepakati, termasuk untuk hal pencucian uang dan pertukaran informasi,” katanya. Jika ada dugaan penghindaran pajak lintas batas negara, pemerintah negara lain bisa bekerja sama dengan Singapura untuk mengatasinya. 

Sebelumnya, pada Sabtu pekan lalu, Menteri Dalam Negeri dan Hukum Singapura K. Shanmugam menulis di laman  akun Facebook-nya. Ia menyebut Singapura dan Indonesia telah menjalin hubungan baik yang saling menguntungkan kedua negara dalam 50 tahun terakhir.

Namun, Shanmugam merasa heran dengan upaya yang dinilainya menjatuhkan Singapura dan mengejeknya sebagai negara kecil. “Kami memang kecil. Namun kami dihormati dan menjadi negara yang sukses. Masyarakat kami hidup dengan baik dan tidak berada di dalam tekanan siapa pun,” ujar Shanmugam.

(Baca: Ini Aturan-Aturan yang Menjelaskan Tax Amnesty)

Berbagai pernyataan dari pemerintah Singapura itu dikeluarkan setelah sejumlah media massa di Indonesia mempublikasikan kabar bahwa Singapura berupaya mencegah kembalinya uang dari bank-bank di sana ke Indonesia. Caranya dengan memberikan insentif, seperti pembebasan pajak, tawaran izin tinggal permanen, hingga lain sebagainya.

(Ekonografik: Rayuan Singapura Gagalkan Tax Amnesty)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan akan melakukan serangkaian langkah meyakinkan pelaku usaha untuk mengikuti program pengampunan pajak. Hal ini dilakukan sebagai balasan atas upaya Singapura menahan dana warga Indonesia tetap berdiam di negara tersebut.

“Biarkan saja, saya tidak takut sama Singapura. Apa sih negara kecil begitu,” kata Bambang usai rapat kerja dengan Komisi Keuangan di kompleks DPR, Jakarta, Senin pekan lalu.

Dalam pemberitaan itu, Straits Times juga menulis, sejumlah pejabat di Indonesia menyebut Singapura cemas kehilangan miliaran dolar akibat tax amnesty. Sebab, banyak warga Indonesia yang menyimpan uang di bank-bank negara tersebut.

Salah satunya ialah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ade Komarudin. Ia meminta Singapura tidak menyabotase skema tax amnesty yang baru diimplementasikan pemerintah Indonesia. Pernyataan ini dimuat di Bisnis Indonesia.

Ade mengeluarkan komentar tersebut setelah rumor merebak selama beberapa minggu mengenai bank-bank di Singapura yang diduga menawarkan insentif khusus bagi nasabah Indonesia agar bersedia mempertahankan aset mereka di sana.

“Saya harap itu tidak benar, karena hal tersebut bisa menghambat keberhasilan Undang-Undang Tax Amnesty,” kata Ade. (Baca: Bank di Singapura Rayu WNI Agar Tak Repatriasi)

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo seperti dilansir Jakarta Globe pada Jumat pekan lalu menyebut sejumlah pengusaha Indonesia bercerita kepadanya mengenai adanya pendekatan secara individu dari bank-bank di Singapura.

Prastowo memang tidak menyebutkan nama bank maupun pengusaha yang dimaksudnya. Namun pernyataan itu dengan cepat mendapat tanggapan dari media maupun politikus Indonesia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku telah mendapat informasi mengenai upaya dari pihak luar negeri tersebut. “Ada yang menawarkan tingkat keuntungan lebih besar dibandingkan tarif tebusan tax amnesty,” katanya.

Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menilai ketakutan Singapura atas uang yang keluar dari negara itu akibat tax amnesty pemerintah Indonesia membuktikan bahwa sebangian besar uang yang disimpan di Singapura memang berasal dari Indonesia. Pernyataan Kalla ini dimuat oleh Jakarta Globe.