Prospek Indonesia Tetap Positif di Tengah Perlambatan Ekonomi

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Aria W. Yudhistira - Tim Publikasi Katadata
29/10/2015, 14.55 WIB

Bahkan di tengah perlambatan ekonomi global, jumlah FDI per September mencapai US$ 21,3 miliar. Hingga akhir tahun diperkirakan bisa mencapai US$ 28 miliar, lebih tinggi dari proyeksi awal DBS sebesar US$ 25 miliar. Masuknya FDI membuat defisit neraca transaksi berjalan tidak terlalu bermasalah karena dibiayai oleh investasi jangka panjang.

Dan yang menggembirakan, sekitar 40 persen FDI masuk ke sektor jasa dan tersier, termasuk infrastruktur. Catatan ini penting karena pembangunan infrastruktur akan menentukan perkembangan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

Sementara dalam jangka pendek, tanda-tanda percepatan belanja pemerintah telah memberikan harapan pada paruh kedua tahun ini. Terlihat dari data PDB pada kuartal III yang menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan investasi. Investasi akan semakin tinggi apabila dunia bisnis sudah mulai beradaptasi dengan nilai rupiah, yang terlihat lebih stabil dalam satu bulan terakhir.

Ekonom DBS Group Research Gundy Cahyadi mengatakan, pertumbuhan ekonomi 2016 bisa lebih tinggi, bila pemerintah bisa merealisasikan penyerapan anggaran 90 sampai 95 persen. Termasuk 80 persen untuk anggaran belanja modal. Bila ini terjadi maka dampak tidak langsung bagi sektor swasta akan lebih besar dari perkiraan.

Pada tahun depan, DBS memperkirakan pertumbuhan Indonesia akan membaik dan bisa mencapai  5,2 persen. Meski perlambatan ekonomi Tiongkok dan rencana kenaikan suku bunga Amerika tetap akan membawa ketidakpastian terhadap ekonomi global ke depan. 

Halaman: