KATADATA ? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menyatakan telah menyiapkan anggaran sebesar US$ 100 juta (sekitar Rp 1,3 triliun) untuk membuka cabang di Seoul, Korea Selatan. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk sewa gedung hingga kebutuhan pegawai. Langkah itu seiring dengan target perseroan membidik pasar tenaga kerja asal Indonesia di Korea Selatan yang jumlahnya cukup besar. "Ada sekitar 41 ribu TKI di sana," katanya seperti dikutip dari Koran Tempo, Jumat (17/4).
Menurut Baiquni, selain pasar tenaga kerja Indonesia, perseroan membidik pembiayaan perusahaan-perusahaan Indonesia yang memiliki hubungan bisnis dengan Korea Selatan ataupun sebaliknya. Saat ini BNI telah mendapatkan izin awal dari otoritas jasa keuangan setempat.
Baiquni mengatakan keberadaan BNI di Negeri Ginseng akan membantu mendongkrak nilai perdagangan kedua negara. Saat ini nilai perdagangan Indonesia-Korea Selatan mencapai US$ 30 miliar per tahun. "Dari angka tersebut, kami baru pegang pangsa pasar 1 persen. Akan didorong menjadi 2-3 persen," katanya.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad, mengatakan diterimanya BNI di Korea menjadi wujud resiprokalitas dalam industri perbankan. Sebab, di saat yang sama, OJK juga memberikan izin rencana akuisisi oleh Sinhan Bank, bank asal Korea Selatan, terhadap dua bank lokal Indonesia. Otoritas Korea sudah memberikan izin cabang BNI di Seoul dan pada saat yang sama izin akuisisi Bank Shinhan juga sudah diberikan. "Kerja sama ini harus dilandasi atas semangat yang saling menguntungkan."