Harga BBM Belum Jelas, Bank Sulit Turunkan Suku Bunga

KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
1/10/2014, 19.15 WIB

KATADATA ? Masih belum jelasnya rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi menyebabkan ketidakpastian di pasar keuangan. Situasi ini membuat perbankan belum bisa membuat kebijakan terkait suku bunga.

?Tapi saya khawatir ada kenaikan harga BBM yang memicu tingginya inflasi dan diikuti kenaikan suku bunga,? ujar Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (Persero) Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Rabu (1/10).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan batas atas suku bunga simpanan maksimal 225 basis poin dari BI Rate, atau maksimal 9,75 persen.

Padahal, kata Budi, suku bunga kredit sangat mungkin untuk turun pada November mendatang. Hal ini lantaran perbankan sudah menghitung cost of fund seiring kebijakan OJK tersebut.

Namun masih belum jelasnya rencana penyesuaian harga BBM menimbulkan ketidakpastian. ?(Apalagi) Gubernur BI bilang tahun depan kemungkinan ada kenaikan dolar dan ada pressure ke bunga. Inflasi naik pastinya bunga juga akan naik,? kata Budi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tambubolon sebelumnya mengatakan, batas maksimal suku bunga simpanan untuk mencegah terjadi persaingan suku bunga deposito. Berdasarkan pengawasan OJK, suku bunga dana perbankan saat ini sudah melebihi kewajaran.

Tingginya suku bunga dana ini akan berdampak pada tingginya biaya, perlambatan ekspansi kredit dan peningkatan risiko kredit. OJK menyebutkan beberapa bank bahkan berani menawarkan suku bunga deposito sebesar 11 persen. 

Reporter: Rikawati