Tumbuh di Tengah Pandemi Corona, BNI Cetak Laba Kuartal I Rp 4,25 T

ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc.
Ilustrasi. BNI mencatatkan penyaluran kredit tumbuh 11,2% mencapai Rp 521,35 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit akhir 2019 yang hanya 4,1%.
19/5/2020, 19.24 WIB

PT Bank Negara Indonesia Tbk mencatatkan laba bersih pada kuartal I-2020 sebesar Rp 4,25 triliun atau meningkat 4,3% dibandingkan kuartal I 2019 sebesar Rp 4,08 triliun. Kenaikan tersebut antara lain ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh 11,2% mencapai Rp 521,35 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit akhir 2019 yang hanya 4,1%.

Direktur Treasury dan Internasional BNI Putrama Wahyu Setiawan menjelaskan, pendapatan bunga bersih atau net interest income perseron pada tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 7,7% menjadi 9,45 triliun. Kenaikan NII terutama dikontribusikan oleh pendapatan bunga yang tumbuh 3,8% dan beban bunga yang turun 2,5%.

"Penurunan beban bunga ini disebabkan oleh biaya dana yang turun sebesar 30 bps. Ini terjadi karena perolehan dana murah yang juga meningkat dibandingkan kuartal I 2019,” ujar Direktur Tresuari dan Internasional Bank BNI,Putrama Wahyu Setiawan dalam konferensi pers virtual, Selasa (19/5).

(Baca: BI Siapkan Dana Rp 563,6 Triliun untuk Jaga Likuiditas Perbankan)

Di sisi lain, pendapatan nonoperasional perusahaan anjlok 19,4% dari Rp 2,59 trilun pada kuartal I 2019 menjadi Rp 2,09 triliun. Sementara beban operasional tumbuh terkendali sebesar 1,7%.

BNI mencatatkan pertumbuhan kredit pada kuartal pertama tahun ini tumbuh lebih tinggi dibandingkan akhir tahun lalu. Pertumbuhan terutama didorong oleh kredit korporasi swasta yang naik 24,8% menjadi Rp 204,23 triliun dan kredit usaha kecil yang tumbuh 10,3% menjadi Rp 75,48 triliun.

Kredit BUMN hanya tumbuh 3,5% menjadi Rp 109,42 triliun, sedangkan kredit usaha menengah turun 3,2% menjadi Rp 2,34 triliun.

Rasio kredit bermassalah atau NPL gross turut menanjak dari 1,9% pada kuartal I tahun lalu dan 2,3% pada akhir 2019 menjadi 2,4%. Sementara rasio NPL net turun dari 0,9% pada kuartal I 2019 dan 1,2% pada akhir 2019 menjadi 0,5%.

(Baca: BI Siapkan Dana Rp 563,6 Triliun untuk Jaga Likuiditas Perbankan)

Tambahan biaya pencadangan perusahaan untuk menghadapi kredit bermasalah pada kuartal I 2020 turut menanjak dari alokasi periode yang sama tahun lalu Rp 6,89 triliun menjadi Rp 7,63 triliun.

BNI juga mencatatkan dana pihak ketiga juga mampu tumbuh 10,4% dari Rp 575,75 triliun menjadi Rp 635,75 triliun. Dengan pertumbuhan DPK yang positif, BNI memiliki likuiditas yang sehat yang ditunjukkan oleh rasio loan to deposit ratio atau LDR sebesar 92,3%.

Adapun total aset perusahaan tercatat tumbuh 8,5% menjadi Rp 868,5 triliun.

Meski mencatatkan pertumbuhan yang baik di kuartal I, BNI memproyeksi kinerja keuangan perusahaan akan tertekan pada tahun ini seiring pandemi corona. Pertumbuhan kredit diperkirakan hanya akan mencapai 2% hingga 4%, NPL membengkak menjadi 3,7% hingga 4,5% dan margin bunga bersih atau NIM turun dari saat ini 4,9% menjadi 3,7% hingga 4%.

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah