PT Bank Mandiri Tbk bersiap menyambut kebiasaan baru atau new normal. BUMN itu bahkan berencana membuka 75% kantor cabang meski pandemi corona masih melanda Indonesia.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan menegaskan perusahaan akan membuka kembali seluruh kantor cabang di seluruh Indonesia secara bertahap. Sebelum Lebaran, Bank Mandiri telah membuka 40% kantor cabang.
Setelah libur Lebaran atau pada fase pertama, Bank Mandiri membuka kantor cabang operasional sebanyak 1,596 atau 60% dari seluruh kantor cabang perusahaan. Fase pertama itu berlaku sejak 25-31 Mei 2020.
"Pada fase pertama, kami membuka kantor cabang operasional, yang tadinya banyak ditutup. Kami sudah mulai buka sejak 26 Mei 2020,” kata Rully dalam acara Halal Bi Halal bersama secara virtual, Jumat (29/5).
(Baca: Ragam Skenario New Normal Disiapkan, dari BUMN hingga Pengelola Mal)
(Baca: Jadi Penggerak Ekonomi, Erick Thohir Dorong BUMN Terapkan ‘New Normal’)
Pada 2 Juni 2020, Bank Mandiri akan kembali membuka 75% kantor cabang. Selain itu, Bank Mandiri akan mengaktivasi kembali layanan mesin Electronic Data Capture (EDC) sebanyak 256 ribu. Rully beralasan, pada era new normal, toko dan pusat perbelajaan atau mal akan kembali dibuka.
Meski begitu, Bank Mandiri tetap menerapkan serangkaian protokol khusus untuk memulai skenario kebiasaan baru di masa pandemi. Hal itu sesuai surat Menteri BUMN Nomor S-336/MBU/05/2020 tentang Antisipasi Skenario The New Normal Badan Usaha Milik Negara.
Penyusunan protokol tersebut telah dilakukan unit Business Continuity Management (BCM) sebagai task force Covid-19. Panduan itu bertujuan untuk melindungi dan mencegah penyebaran Covid-19 bagi nasabah, mitra bisnis, pegawai, dan pemangku kepentingan.
Lebih lanjut, Rully mengatakan, protokol kesehatan pada era new normal tak jauh berbeda dengan aturan yang telah dilaksanakan perusahaan di beberapa kantor pusat maupun cabang Bank Mandiri selama pandemi corona.
Misalnya, penggunaan masker oleh karyawan, thermogun untuk mengetahui suhu tubuh nasabah, tamu dan karyawan, penempatan hand sanitizer, serta penggunaan sarung tangan dan masker oleh pegawai front office.
(Baca: Surat Utang Global Bank Mandiri Rp 7,6 Triliun Kebanjiran Peminat)
Kemudian, perusahaan dengan kode emiten BMRI itu menyediakan kendaraan antar jemput pegawai dan posko kesehatan, serta memasang jarak antrian antar nasabah dan menyekat meja acrilyc di teller dan customer service.
Bank Mandiri juga menyemprotkan cairan disinfektan di cabang dan kantor utama secara berkala agar tidak mengganggu pelayanan dan mengatur jarak antrian di kantor cabang. Tak hanya itu, perusahaan juga menerapkan konsep bekerja dari rumah (work from home) dan split teamwork bagi sebagian karyawan, khususnya unit kerja yang non kritikal sesuai dengan imbauan pemerintah.
Adapun, strategi bisnis Bank Mandiri menghadapi era new normal yakni meningkatkan kualitas layanan digital perbankan melalui platform Mandiri Online. Sebagai contoh, perusahaan telah mengembangkan layanan pembukaan rekening secara online .
“Jadi nasabah hanya perlu scan QR Code, lalu pembukaan rekening baru akan dilakukan melalui video call,” jelasnya.
Rully menyatakan, digitalisasi layanan perbankan memang sudah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu. Namun pandemi corona membuat pihaknya mempercepat kebijakan tersebut. “Kami juga akan menggandeng berbagai e-commerce dan fintech,” ujar Rully.
Ia menambahkan, digitalisasi yang akan dilakukan secara agresif oleh perusahaan akan berdampak kepada pengurangan kantor cabang. Terutama, kantor cabang yang letaknya berdekatan. Kebijakan ini akan dilakukan secara bertahap.
(Baca: Pada 2025 Mayoritas Nasabah akan Memilih Layanan Perbankan Digital)