Jadi Penggerak Ekonomi, Erick Thohir Dorong BUMN Terapkan ‘New Normal’
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipimpin Erick Thohir mengkaji empat skenario ‘new normal’ terkait pandemi corona. Kementerian mendorong perusahaan berpelat merah untuk menerapkan skema ‘normal yang baru’ ini.
Sebab, BUMN dinilai bisa menjadi lokomotif penggerak masyarakat secara luas untuk melakukan ‘new normal’. Apalagi hampir sepertiga kegiatan ekonomi di Indonesia digerakan oleh perusahaan milik negara.
"Jadi bisa dibayangkan, BUMN bergerak jadi lokomotif mendorong ‘new normal’. Semoga, kami segera bisa bergerak ke ‘new normal’ secara alamiah," kata Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian BUMN Alex Denni dalam jumpa pers secara virtual, Senin (18/5).
(Baca: Erick Thohir Minta BUMN Siapkan Strategi Hadapi 'New Normal')
Kementerian pun sudah mengkaji skenario ‘new normal’. Kajian ini mempertimbangkan dua ketidakpastian yakni eksistensi vaksin dan virus corona, serta perilaku masyarakat.
Dengan kedua pertimbangan itu, ada empat skenario yang disiapkan. Pertama, kondisi paling berbahaya.
Kedua, pengetatan protokol kesehatan. Alex mencontohkan, masyarakat tetap wajib memakai masker jika ke luar rumah. Menjaga jarak fisik dan menjalankan pola hidup bersih.
“Ini ‘new normal’, tetapi bukan kembali normal seperti dulu. Kalau itu namanya back to normal. Jadi ‘new normal’, ada yang baru yaitu perilaku masyarakat. Ini yang diharapkan terjadi segera,” ujar Alex.
Skenario ketiga, vaksin ditemukan namun kebiasaan masyarakat tidak berubah. “Kalau itu terjadi, kami menyebutnya manusia tidak beda dengan keledai. Mengulangi kesalahan yang sama. Karena sudah tahu ada virus, tetapi manusianya tidak belajar,” kata dia.
Terakhir, skenario bahwa vaksin ditemukan dan perilaku masyarakat berubah. (Baca: Bersiap "New Normal", KAI Siapkan Protokol untuk Penumpang & Karyawan)
Kementerian berharap, BUMN dan masyarakat siap menerapkan ‘new normal’ di tengah pandemi virus corona ini. Dengan begitu, kondisi ini bisa menjadi momentum untuk meningkatkan produktivitas.
Salah satu ‘new normal’ yang terjadi yakni transformasi ke layanan berbasis digital secara masif. Produktivitas masyarakat pun diharapkan meningkat secara signifikan. "Perilaku disiplin masyarakat terhadap protokol keselamatan dan kesehatan yang sudah terbentuk, membuat harapan hidup manusia menjadi lebih panjang," kata Alex.
Dalam skenario new normal ini, Kementerian BUMN menilai bahwa virusnya masih mengancam dan vaksin belum ditemukan. Namun, perilaku disiplin dari masyarakat terhadap protokol keselamatan dan kesehatan membuat penyebarannya menjadi lambat, sehingga sistem perawatan rumah sakit bisa menangani jumlah pasien dengan baik.
(Baca: Bank Mandiri dan Pertamina Susun Panduan Kerja Sambut "New Normal")