Jouska Ajukan Izin Penasihat Investasi, OJK Pertimbangkan Pelanggaran

Katadata | Arief Kamaludin
OJK menyebut pelanggaran yang dilakukan Jouska akan menjadi pertimbangan dalam memberikan izin sebagai penasihat investasi.
26/7/2020, 15.23 WIB

Mita mengenal Jouska pada 2018 karena membutuhkan nasehat perencana keuangan. Ketika itu dia berencana melunasi KPR namun masih bimbang karena khawatir dengan masalah arus kas di kemudian hari. "Urusan dengan konsultasi penasehat keuangannya beres, namun setelah itu Jouska menawarkan paket mengelola dana investasi," kata Mita.

Saat berkonsultasi itu, Mita membuka semua data mengenai kepemilikan aset dan utang, termasuk investasinya di reksa dana. "Jouska menyarankan reksa dana saya ditutup karena fee-nya besar, kemudian mereka menawarkan jasa manajer investasi lewat Amarta dengan janji biaya yang lebih kecil," kata Mita.

Pada September 2018 Mita pun meneken kontrak kerja sama dengan Amarta untuk pengembangan investasi dengan dana yang disetorkan Rp 55 juta. Ia kemudian memberikan data pribadi dan mengisi formulir, tetapi beberapa hari kemudian Mita memiliki Rekening Dana Investor di Philip Sekuritas. "Mereka yang membuat dan memilihkan sekuritasnya," kata Mita.

Mita mengatakan meski berkontrak dengan Amarta,  pengelolaan investasinya dikendalikan oleh Jouska. Bahkan tanpa persetujuannya.

Mita sempat mengkonfirmasi terkait aktivitas trading atau transaksi jual beli saham tanpa sepengetahuan dirinya. padahal dalam kontrak Jouska hanya memberikan masukan. Ketika itu, menurut Mita, founder dan CEO Jouska Aakar Abyasa menjelaskan sistem kerja tersebut yang mereka terapkan agar investasi optimal. 

Adapun Mita kini membentuk kelompok bersama 19 korban dengan jumlah kerugian mencapai Rp 2.2 miliar.

Sementara itu, Aakar menjelaskan, pihaknya akan mengirimkan surat undangan resmi kepada pihak-pihak yang mengalami masalah dan mengadu ke Satuan Waspada Investasi. 

Ia juga membantah anggapan bahwa Jouska menghimpun dana nasabah.  Hal ini, menurut dia, bisa dibuktikan dengan dana klien Jouska seluruhnya atau 100% berada di akun masing-masing. “Artinya kamu tidak menghimpun dana. Dalam hal ini tidak ada penghimpunan dana,” ujarnya.

Jouska merupakan lembaga perencana keuangan yang cukup terkenal di antara generasi milenial melalui media sosial. Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan, jumlah investor terbesar berasal dari kelompok umur 41-100 tetapi pertumbuhan positif hanya terjadi di antara investor yang berasal dari generasi millenial. 

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah