Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi restu masuknya KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali Bank Bukopin Tbk. Hal itu merupakan hasil dari Penawaran Umum Terbatas V dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Bukopin beberapa waktu lalu.
Persetujuan OJK dikeluarkan melalui Surat Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK tanggal 30 Juli 2020. Selain itu, induk usaha Kookmin Bank yaitu group finansial asal Korea Selatan, KB Financial Group (KBFG), juga disetujui menjadi ultimate shareholder Bukopin.
Dengan keputusan OJK ini, maka Bukopin memiliki dua pemegang saham pengendali yaitu KB Kookmin Bank dengan persentase kepemilikan saham 33,9% dan Bosowa Corporindo sebesar 23,4%. Pemegang saham lainnya yaitu Negara Republik Indonesia 6,37% dan publik mencapai 36,33%.
"Masuknya Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali diharapkan menjadi dukungan positif bagi perkembangan Bukopin serta industri perbankan nasional. Sehingga bisa meningkatkan kontribusi dalam upaya pemulihan ekonomi," kata Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo melalui siaran pers, Rabu (5/8).
Tidak hanya itu, Bukopin juga berencana untuk menambah pendanaan yang berasal dari penambahan modal tanpa HMETD alias private placement. Hal ini untuk melanggengkan niatan Kookmin Bank menguasai 67% saham.
Untuk rencana itu, Bukopin bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 25 Agustus mendatang guna meminta izin untuk melakukan private placement. OJK pun menyambut baik langkah yang dilakukan Bukopin dalam mencari pendanaan tersebut.
"OJK menyambut baik rencana Bukopin untuk menggelar RUPSLB guna mengambil berbagai keputusan dalam pengembangan kelembagaan dan bisnis Bukopin ke depan," kata Anto.
Direktur Utama Bank Bukopin, Rivan A. Purwantono mengatakan bahwa dengan hasil PUT V saja, posisi kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bukopin naik menjadi 14%. CAR ini akan naik seiring dengan realisasi dari private placement yang akan dilakukan oleh Kookmin.
"Bila hal ini dilakukan (private placement) maka posisi CAR Bukopin diprediksi ada di kisaran 16 – 17%," kata Rivan dalam siaran pers.
Oleh karena itu, dia berharap agar para pemegang saham dapat mendukung rencana penguatan modal ini dengan menyetujui rencana private placement karena akan berdampak sangat baik bagi Bukopin dan seluruh shareholder dan stakeholder.
Pasca-akuisisi, Bank Bukopin menyatakan tetap fokus menggarap segmen ritel serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan target penyaluran kredit tahun ini tumbuh 5%.
"Kami tetap fokus di segmen ritel karena kami memiliki kekuatan di ritel, UMKM, maupun mikro finance. Adapun 57% dari portofolio kredit Bank Bukopin berada di segmen UMKM. Ini bagus untuk dikembangkan," kata Rivan.
Dia menjelaskan bahwa Kookmin Bank melihat fokus perseroan pada segmen ritel dan UMKM sesuai dengan arah bisnis yang dijalankan di luar Korea Selatan (Korsel). Harapannya, kolaborasi antara dua bank ini dapat memperkuat posisi perseroan di pasar ritel Indonesia dengan pertumbuhan yang berkesinambungan.
Rivan mengatakan pihak Kookmin Bank sudah paham dengan fokus bisnis Bank Bukopin, yang sejalan dengan karakteristik usahanya. Oleh karena itu, bank asal Korsel tersebut tidak akan mengubah fokus bisnis Bank Bukopin, melainkan mengembangkannya.