Adanya pandemi virus corona atau Covid-19 berimbas pada transaksi kartu kredit perbankan sepanjang semester I 2020. Beberapa bank membukukan penurunan jumlah transaksi yang menggunakan kartu kreditnya karena beberapa sektor terkena pukulan telak pandemi corona.
PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya, membukukan penurunan jumlah transaksi kartu kredit sebesar 7% pada paruh pertama tahun ini. Sementara portofolio transaksinya juga tercatat turun 2,5%.
"Secara keseluruhan kami tidak mengalami pertumbuhan di kartu kredit, karena belum pulihnya transaksi terkait sektor perjalanan dan hospitality," kata Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan kepada Katadata.co.id, Selasa (11/8).
Ia menjelaskan dari segi segmen memang ada kenaikan dari transaksi kartu kredit CIMB Niaga di platform e-commerce. Namun, ukuran transaksi di platform digital untuk belanja sehari-hari ini jauh lebih kecil dibandingkan transaksi di segmen perjalanan dan hospitality, yang erat dengan sektor pariwisata.
Ke depan CIMB Niaga berharap dengan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pembukaan beberapa daerah wisata, transaksi kartu kredit bakal kembali tumbuh.
Selain mengandalkan sektor pariwisata, CIMB Niaga juga memaksimalkan kanal e-commerce, mengingat platform ini mencatatkan kenaikan selama pandemi corona. Upaya untuk mendorong transaksi kartu kredit di e-commerce dilakukan dengan memberikan promo belanja di beberapa e-commerce seperti Tokopedia, Blibli dan JDid.
"Banyak program yang terus kami hadirkan, termasuk untuk transaksi di e-commerce karena masih banyak masyarakat yang membatasi aktivitas di luar rumah," ujarnya.
Kemudian, perseroan akan makin mendorong penggunaan aplikasi digital miliknya yaitu OctoMobile, yang baru diluncurkan April 2020. Melalui aplikasi ini, CIMB Niaga menawarkan berbagai promo seperti cashback 50% untuk transaksi makanan dan minuman di merchant mitra yang ada di pusat perbelanjaan atau mall.
Penurunan transaksi kartu kredit juga dirasakan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA), di mana sepanjang semester I 2020 jumlahnya turun 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan transaksi utamanya terjadi pada periode Maret-Mei 2020 karena adanya pandemi corona.
"Transaksi baru kembali naik pada Juni 2020, seiring dengan pelonggaran PSBB di beberapa wilayah," kata Direktur BCA Santoso kepada Katadata.co.id.
Ia menjelaskan memasuki semester II 2020 transaksi kartu kredit BCA mulai menunjukkan perbaikan dan naik signifikan. Pada Juli 2020 misalnya, transaksi untuk makanan atau dining tercatat naik 53% month to month (MoM).
Kemudian, untuk fashion dan gadget juga naik masing-masing 37% dan 25% dibandingkan Juni 2020. Santoso mengatakan selama periode Mei-Juli 2020 transaksi kartu kredit tercatat naik 35%
Hingga akhir tahun BCA optimistis transaksi menggunakan kartu kredit bakal kembali tumbuh, menutupi penurunan tajam selama semester I 2020. Sebab konsumen mulai kembali bertransaksi secara offline, sementara transaksi online di e-commerce juga akan menjadi andalan.
"Sektor pariwisata seperti perjalanan dan hotel yang sebelumnya terdampak pandemi juga mulai bergerak seiring dibukan beberapa tempat tujuan wisata domestik," ujarnya.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, per 30 Juni 2020 jumlah transaksi kartu kredit tercatat sebanyak 20,89 juta dengan nilai mencapai Rp 17,1 triliun. Capaian ini masing-masing turun 30,33% dan 40,18% dibandingkan posisi awal tahun atau Januari 2020.
Sementara jika dibandingkan dengan semester I 2019, jumlah transaksi kartu kredit pada semester I 2020 turun 22,97%. Sedangkan dari sisi nominal tercatat turun 33,99% dibandingkan dengan semester I 2019. Pada paruh pertama tahun lalu, jumlah transaksi kartu kredit mencapai 27,12 juta dengan nilai Rp 25,9 triliun.
Transaksi kartu kredit tercatat turun signifikan mulai April 2020, di mana jumlah dan nominal transaksi masing-masing turun 28,72% dan 33,92% dibandingkan Maret 2020. Jumlahnya terus turun pada Mei 2020 dan baru terlihat kembali naik pada Juni 2020.