Pandemi, Sejumlah Sektor Tumbuh dengan Transformasi Ekonomi Hijau

Katadata
Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
Editor: Doddy Rosadi
25/3/2021, 17.20 WIB

“Ekonomi linear ini yang harus kita kurangi nanti kita semua ke depan harus bertransisi menuju ekonomi sirkular. Ini akan menyeimbangkan antara keuntungan ekonomi, lingkungan sosial dan sumber daya, tapi juga meminimalkan waste atau limbah dan buang ke lingkungan kita. Jadi apa yang kita gunakan kita bisa recycle dan digunakan kembali sebagai input produksi,”

“Ekonomi sirkular bukan ancaman tapi menjadi peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk berinovasi dan lapangan kerja baru. Bahkan secara bersamaan berkontribusi untuk mencapai pertumbuhan yang lebih berkelanjutan,” katanya.

Tidak hanya ekonomi namun juga berpengaruh terhadap sosial dan lingkungan. Hasilnya sebanyak 2,6 juta orang menganggur, bahkan 24 juta orang yang tadinya bekerja mengalami pengurangan jam kerja akibat Covid-19. Tindakan preventif untuk menghindari penularan Covid-19, banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan alat transportasi pribadi dibanding umum.

“Peningkatan angka pengangguran serta peningkatan angka kesenjangan yang mendekati angka 0,385. Tapi di lain itu ada risiko sosial dan lingkungan seperti peningkatan sampah limbah B3, sampah plastik, sampah medis sebanyak 294 ton per hari akibat pandemi. Semakin banyak juga orang yang memilih kendaraan pribadi dibanding transportasi umum karena takut adanya penularan, ini meningkatkan gas emisi rumah kaca,” pungkasnya.

Amalia menjelaskan, prioritas ekonomi berkelanjutan yaitu menyasar sektor industri. Sektor ini perlu didorong untuk ekonomi hijau berkelanjutan. Nantinya sektor energi akan diarahkan ke Energi Baru Terbarukan.

“Dan yang terakhir itu investasi, ini akan kami arahkan ke investasi hijau. Kita berikan sesuatu insentif jadi catalyst ke investasi hijau, ini akan mendukung daya saing ekonomi yang lebih baik dan kontribusi yang lebih berkelanjutan,” katanya.

Halaman: