Investasi Saham atau Obligasi, Mana yang Lebih Cuan Tahun Ini?

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Pemerintah menargetkan ekonomi tahun ini tumbuh 4,5% hingga 5,3%, membawa dampak positif bagi pasar saham.
27/3/2021, 20.58 WIB

Di sisi lain, menurut dia, pasar obligasi erat hubungannya dengan suku bunga acuan Bank Indonesia. Saat bunga kebijakan turun, harga obligasi cenderung naik dan sebaliknya.

Lilis memperkirakan suku bunga BI yang berada di level 3,5% kemungkinan akan tidak akan berubah pada tahun ini. Prediksi tersebut karena adanya kemungkinan inflasi yang akan terus naik seiring pemulihan ekonomi RI. "Dengan kecenderungan suku bunga kebijakan yang cenderung datar, harga obligasi juga tidak akan jauh kemana-mana," kata dia.

Ia pun memperkirakan, imbal hasil investasi dari pasar obligasi tidak akan lebih tinggi dari pasar saham. "Jadi return 8-9% dari obligasi pada 2020 tidak akan terulang lagi tahun ini," ujarnya.

Inflasi pada tahun ini ditargetkan berada di level 2-4%. Badan Pusat Statistik mencatat, tingkat inflasi tahun ini per Februari mencapai 1,38%.

Analis BNP Parubas Assset Management Franky Rivan menjelaskan, pasar saham cenderung menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibanding obligasi. "Namun risikonya cukup tinggi," kata Franky dalam Webinar BCA Expoversary Online 2021, Sabtu (20/3).

Meski demikian, jenis investasi apapun yang dipilih masyarakat akan menguntungkan dalam jangka panjang. Ini karena produk investasi bisa beradaptasi dengan inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa. Sedangkan jika masyarakat hanya menabung di bank, dana yang disimpan akan tergerus inflasi.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria