Rugi Bertahun-Tahun, Bank Jago Targetkan Laba Rp 50 Miliar Tahun Ini

Katadata
Bank Jago meluncurkan aplikasi keuangan bank digital
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
15/4/2021, 14.49 WIB

Kinerja 2020

Pada April 2020, Bank Jago melakukan penambahan modal dengan nilai mencapai Rp 1,3 triliun dari hasil penawaran umum terbatas. Manajemen Bank Jago mengatakan, tambahan dana segar itu membuat rasio kecukupan modal (CAR) pada akhir 2020 mencapai 91,4%, yang lebih baik dari rencana Bank.

Dengan penambahan modal tersebut, Bank Jago memastikan tidak ada lagi pinjaman bermasalah (NPL) pada akhir 2020 alias 0%. Padahal NPL pada 2019 mencapai 2,05%. Sehingga Bank Jago mengawali 2021 dengan neraca yang lebih baik alias clean balance sheet.

Sejalan dengan suntikan modal, Bank Jago mampu meningkatkan penyaluran kredit dua kali lipat menjadi Rp 908 miliar pada 2020. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 34% menjadi Rp 804 miliar. Sepertiga DPK berasal dari rekening giro dan tabungan sedangkan sisanya dari produk deposito berjangka.

Kendati penyaluran kredit dan penghimpunan DPK meningkat, realisasi tersebut tidak memenuhi target yang telah ditetapkan karena pertumbuhan ekonomi pada 2020 mengalami kontraksi sebesar -2,1%.

Berkat pertumbuhan pinjaman yang signifikan, pendapatan operasional Bank Jago meningkat lima kali lipat menjadi Rp 76 miliar. Namun, biaya operasional kami juga naik lima kali lipat menjadi Rp 238 miliar seiring dengan investasi teknologi.

"Jika komponen biaya operasional teknologi dan sumber daya manusia tidak diperhitungkan, Bank Jago mencatat laba sebesar Rp 4 miliar," kata Kharim.

Bank Jago menutup tahun 2020 dengan kerugian Rp 190 miliar, lebih rendah dari perkiraan semula.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin