Bunga LPS Terendah dalam Sejarah, Bagaimana Nasib Bunga Deposito?

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. LPS mencatatkan simpanan masyarakat pada Juli naik 10,2% dibandigkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 7.038 triliun.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
29/9/2021, 19.22 WIB

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan bunga deposito masih akan menghadapi tren penurunan. Hal ini seiring langkah LPS memangkas suku bunga penjaminan simpanan rupiah di bank umum sebesar 50 bps menjadi 3,5%, terendah sepanjang sejarah. 

"Ini juga ditopang oleh kondisi likuiditas internal bank yang masih longgar dan langkah otoritas moneter yang akomoditif," kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam Konferensi Persnya kepada media, Rabu (29/9).

Purbaya menjelaskan, rata-rata suku bunga simpanan rupiah di perbankan pada periode observasi 26 Agustus hingga 22 September 2021 turun 10 bps ke level 2,7%. Sementara jika ditarik mundur sejak periode Mei 2021, suku bunga pasar simpanan rupiah sudah turun 25 bps.

Penurunan juga terjadi pada suku bunga simpanan untuk valuta asing (valas) dengan periode pemantauan 12 Agustus - 22 September 2021 meski hanya 1 bps menjadi 0,22%. Sementara jika ditarik dari periode observasi Mei, penurunannya sebanyak 4 bps.

Selain itu, desain margin yang merupakan cerminan intensitas persaingan suku bunga simpanan antar bank pada periode observasi yang sama juga terpantau stabil bahkan cenderung turun terbatas."Hal ini terutama dipengaruhi pola respon suku bunga yang berbeda antar beberapa bank," ujarnya.

Kendati demikian, Purbaya juga memastikan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan dan respon suku bunga perbankan. Hal ini dilakukan dengan mencermati kondisi individual bank yang berpotensi mempengaruhi tingkat bunga penjaminan ke depannya.

Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, pihaknya belum berencana menyesuaikan bunga deposito usai keputusan LPS menurunkan bunga penjaminan simpanan. Penyesuaian bunga, menurut dia, akan bergantung dari perkembangan bunga acuan BI dan likuiditas perbankan.

"Dalam dua tahun terakhir, kami sudah cukup banyak menurunkan bunga simpanan mencapai 200 bps. Ini sejalan dengan pasar," ujar Lani kepada Katadata.co.id. 

Bunga deposito CIMB Niaga saat ini dipatok sebesar 2,5% untuk tenor 1 bulan dan 3 bulan, serta 2,75% untuk tenor 6 bulan dan 12 bulan. 

Hal senada juga disampaikan Direktur Utama BCA Jahja Setaitmadja. Ia mengatakan bunga deposito BCA saat ini sebesar 2,5% sudah rendah. "Kasihan para pensiunan," ujarnya. 

Sementara itu, Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan akan melihat kondisi pasar terkait kemungkinan penurunan bunga deposito. BTN, menurut dia, secara berkala memantau pergerakan biaya dana dengan menawarkan kompensasi yang optimal kepada nasabah. "Namun, ini masih sesuai dengan kapasitas BTN," kata Haru. 

Haru menjelaskan, likuiditas BTN berada dalam kondisi yang sangat baik, terlihat dari berbagai indikator yang sangat kuat. Loan-to-deposit ratio (LDR) BTN per Agustus 2021 berada pada level 89,33%, jauh lebih baik dibanding Agustus 2020 yang mencapai  102,80%. Rasio AL/NCD per Agustus 2021 juga terjaga pada level 143,18% yang jauh diatas kententuan regulator sebesar 50%.

AL/DPK juga menunjukkan angka yang kuat pada Agustus 2021 yaitu 21,51%, di atas ketentuan regulator sebesar 10%. "Dengan kelonggaran likuiditas tersebut, kami memiliki ruang gerak yang cukup luas dalam melakukan manajemen likuiditas ke depannya.

Meski tren bunga deposito saat ini sudah rendah, LPS mencatatkan simpanan masyarakat pada Juli naik 10,2% dibandigkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 7.038 triliun. Simpanan nasabah di perbankan mengalami kenaikan untuk semua tiering nominal, terutama pada simpanan di atas Rp 5 miliar yang  tumbuh 14,6%. Simpanan nasabah tajir ini  mendominasi total simpanan perbankan mencapai Rp 3.488 triliun atau berkontribusi 49,6% dari total simpanan.

Pertumbuhan simpanan Rp 5 miliar yang mencapai dua digit berada di atas tiering simpanan lainnya. Simpanan di bawah Rp 100 juta hanya tumbuh 6,7% secara yoy. Simpanan dengan nominal tersebut memiliki andil 13,4% terhadap total simpanan bulan Juli atau Rp 945 triliun.

Simpanan nominal Rp 100 juta - Rp 200 juta dengan kontribusi 5,5% atau Rp 389 triliun, tumbuh 7,8%. Simpanan Rp 200 juta-Rp 500 juta berkontribusi 8,8% atau Rp 618 triliun dan tumbuh 6,3%. Simpanan Rp 500 juta-Rp 1 miliar berkontribusi 7,6% atau sebanyak Rp 533 triliun, pertumbuhannya 5,8%.

Sementara itu, simpanan Rp 1 miliar-Rp 2 miliar kontribusinya 6,6% atau Rp 467 triliun dan tumbuh 5,2%, serta simpanan Rp 2 miliar-Rp 5 miliar berkontribusi 8,5% atau Rp 599 triliun dan tumbuh paling lambat 5,1%

Reporter: Abdul Azis Said