Risiko Migrasi Simpanan Bank di Tengah Tren Penurunan Bunga Deposito

Agustiyanti
27 Februari 2021, 10:24
bunga deposito, lps, perbankan, suku bunga, bunga deposito
deniskot/123rf
Ilustrasi. Kondisi likuiditas perbankan dinilai tetap memadai meskipun bunga deposito mengalami tren penurunan merespons kebijakan bunga BI.
  • BI telah menurunkan bunga acuan 0,25% menjadi 3,5%
  • Perbankan akan memangkas lagi bunga deposito sesuai kebijakan BI. 
  • Tren bunga deposito rendah memicu perpindahan dana nasabah ke instrumen investasi lain.

Pandemi Covid-19 membuat simpanan Lidia, 32 tahun, di perbankan membumbung. Tak ada pengeluaran untuk nongkrong di kafe, makan di restoran, hingga traveling ke daerah atau negara lain yang kerap dilakukan sebelum pandemi terjadi

"Porsi untuk tabungan memang jadi lebih besar karena enggak ada biaya keluar rumah," ujar Lidia kepada Katadata.co.id, Jumat (26/2).

Advertisement

Lidia menempatkan hampir seluruh tabungannya di perbankan dalam bentuk deposito. Keamanan dan kemudahan menjadi alasan utama. "Sebenarnya bukan hanya karena bunga yang ditawarkan, tapi karena fleksibel," katanya.

Namun belakangan, ia menjajal investasi di saham lantaran penasaran dengan investasi yang tengah digandrungi generasi milineial dan gen z ini. Apalagi, imbal hasil yang ditawarkan juga menarik di tengah tren penurunan bunga deposito.

"Penasaran dengan investasi di saham, jadi sekarang mulai masuk sedikit. Ada pemikiran untuk memindahkan sebagian dari deposito ke saham, tapi masih lihat-lihat dulu," ujarnya.

Bunga deposito diperkirakan masih akan menurun seiring dengan langkah Bank Indonesia yang kembali memangkas bunga acuan pada bulan ini menjadi 3,5%. Lembaga Penjamin Simpanan juga menurunkan tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah di bank umum dan BPR menjadi 6,75%.

Direktur Utama BCA Jahja Setiatmadja mengatakan pihaknya bakal merespons kebijakan tersebut dengan kembali menurunkan bunga deposito. "Kami akan segera turunkan lagi bunga deposito menjadi 2,9%," ujar Jahja kepada Katadata.co.id, Jumat (26/2).

Meski demikian, ia tak menyebut kapan bunga deposito yang baru akan berlaku. Saat ini, rata-rata bunga deposito BCA untuk seluruh nominal simpanan dan tenor hanya 3%. Tingkat bunga ini merupakan yang terendah di perbankan.

Jahja mengakui terjadi perpindahan dana nasabah, baik dari deposito, giro, maupun tabungan ke istrumen lain, seperti ORI. Namun hingga saat ini, likuiditas BCA masih sangat baik. Berdasarkan laporan bulanan BCA, dana pihak ketiga per Januari 2021 masih tumbuh mencapai 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 833 triliun.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada giro yang melonjak dari Rp 181,54 triliun menjadi Rp 225,69 triliun. Tabungan naik dari Rp 347,51 triliun menjadi Rp 417,32 triliun, sedangkan deposito naik dari Rp 163,4 triliun menjadi Rp 189,98 triliun.

Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, tren penuruna suku bunga deposito terjadi dalam dua tahun terakhir sejalan dengan penurunan bunga acuan BI. Saat ini, bunga deposito bank CIMB Niaga berkisar 3,75%.

Bunga deposito yang rendah, menurut dia, memang mendorong minat masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen lain yang juga disediakan perbankan seperti reksa dana dan surat utang. Akibatnya, simpanan deposito pada CIMB Niaga tak tumbuh.

"Tetapi memang kami fokus juga ke dana murah dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhannya mencapai 14%," katanya.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunato Suku bunga Deposito BRI sepanjang tahun lalu sudah turun 1,5% hingga 2%. Bunga deposito perseroan tahun ini kemungkinan masih akan tetap turun mengikuti penurunan bunga acuan BI.

Meski demikian, menurut dia, simpanan deposito pada bank BUKU 4 masih menarik bagi nasabah. Hal ini lantaran masyarakat menginginkan penempatan dana yang aman dan tenor yang tidak terlalu panjang di tengah kondisi pandemi saat ini.

Risiko Perpindahan Dana

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, kondisi likuiditas perbankan tetap ample meskipun bunga deposito mengalami tren penurunan merespons kebijakan bunga BI. Kondisi likuiditas tersebut, terindikasi dari ekses likuiditas perbankan yang ditempatkan pada instrumen BI per 25 Januari 2021 tercatat sebesar Rp 701,5 triliun atau meningkat sekitar Rp7,5 triliun dari posisi akhir tahun 2020.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement