Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan

Pexels.com/Tima Miroshnichenko
Ilustrasi laporan keuangan.
Penulis: Husen Mulachela
Editor: Safrezi
22/2/2022, 15.34 WIB

Kinerja perusahaan dapat tercermin dari laporan keuangan. Dengan data-data yang termuat dari laporan tersebut dapat diketahui bagaimanan kondisi keuangan suatu perusahaan.

Oleh karena itu, laporan keuangan mesti dibuat secara jelas, akurat, serta terstruktur agar kondisi perusahaan dapat diketahui dengan pasti.

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan diartikan sebagai pencatatan dan pelaporan uang serta transaksi yang terjadi pada bisnis yang dijalankan yang biasanya dibuat pada periode tertentu menyesuaikan kebutuhan dan kebijakan perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Mengutip jurnal "Ruang Lingkup Analisis Laporan Keuangan" oleh Evita Puspitasari, pada akhir periode pelaporan keuangan, perusahaan diwajibkan menyiapkan laporan keuangan yang menginformasikan semua aktivitas bisnis yang dilakukan, baik kegiatan investasi dan pendanaan, maupun kegiatan operasional di periode tertentu.

Dalam laporan tersebut, kegiatan investasi dan pendanaan dilaporkan oleh perusahaan dalam neraca (balance sheet) dan laporan perubahan modal (statement of owner equity). Sedangkan, kegiatan operasional dilaporkan dalam laporan laba rugi (loss and income statement).

Untuk melengkapi ketiga laporan tersebut, perusahaan juga perlu menyusun laporan arus kas yang berisi informasi terkait kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan dengan menggunakan basis kas.

Jenis-jenis Laporan Keuangan

Pembuatan laporan keuangan mengikuti Pedoman Standar Akuntasi Keuangan (PSAK), yang menentukan lima jenis laporan keuangan, yakni laporan laba rugi, neraca, perubahan modal, arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

1. Laboran Laba Rugi

Jenis laporan keuangan ini menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi dapat terlihat jumlah pendapatan, sumber-sumber pendapatan yang diperoleh, jumlah biaya dan jenis-jenis yang dikeluarkan selama periode tertentu.

Menurut Short, Libby dan Libby (2007), laporan laba rugi adalah laporan utama akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu usaha, yaitu pendapatan dikurangi biaya-biaya selama periode akuntansi tertentu.

Laporan laba rugi menyajikan kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan untuk periode tertentu. Laporan ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja yang telah dicapai perusahaan dan memberikan gambaran tentang pencapaian arus kas di masa mendatang.

Laba yang dihasilkan merefleksikan tingkan profitabilitas perusahaan. Hal tersebut bisa dijadikan indikator tingkat profitabilitas, antara lain marjin kotor, laba operasi, laba sebelum pajak, dan laba operasi berlanjut.

Menurut Baridwan (2000), laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu:

  • Single Step Model: bentuk ini tidak melakukan pengelompokan atas pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan di luar usaha tetapi hanya dipisahkan antara pendapatan-pendapatan dan laba dengan biaya-biaya kerugian.
  • Multistep Model: dilakukan beberapa pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urutan tertentu.

Penyusunan laporan keuangan laba rugi bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan di masa lalu, sebagai basis untuk mempertimbangkan kinerja perusahaan di masa mendatang, serta menilai risiko pencapaian arus kas di masa mendatang.

2. Laporan Neraca

Laporan keuangan neraca menunjukan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Posisi keuangan tersebut maksudnya adalah posisi jumlah dan jenis aktivitas (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) perusahaan.

Menurut Smith dan Skousen (2007), neraca adalah laporan pada suatu saat tertentu mengenai sumber daya perusahaan (aktiva), utangnya (kewajiban) dan klaim kepemilikan terhadap sumber daya (ekuitas pemilik).

Neraca dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu T (T form) dan L (L form). Dalam bentuk T form, semua harta perusahaan ditempatkan pada sisi kiri neraca dengan judul aktiva (assets). Sedangkan utang dan modal berada pada sisi kanan dengan judul pasiva. Dalam bentuk L form, semua harta perusahaan ditempatkan pada bagian atas neraca dan utang/modal ditempatkan pada bagian bawah neraca.

Data yang terdapat dalam neraca bermanfaat untuk:

  • Menyediakan basis data finansial untuk menghitung tingkat pengembalian perusahaan.
  • Mengevaluasi struktur permodalan yang dimiliki perusahaan, yaitu menilai likuiditas, solvabilitas, serta fleksibilitas keuangan perusahaan.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan ini berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan perubahan modal juga menjelaskan perubahan modal beserta sebab-sebab terjadinya.

Untuk perusahaan dengan bentuk perseoran, laporan ini disebut sebagai laporan perubahan ekuitas pemegang saham.

Laporan perubahan modal bermanfaat untuk mengidentifikasi penyebab perubahan ekuitas pemilik perusahaan atas nilai aktiva yang menjadi haknya (aktiva bersih).

4. Laporan Arus Kas

Jenis ini menunjukan arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sementara arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dalam periode tertentu.

Laporan arus kas juga sering disebut laporan sumber dan penggunaan dana. Menurut Warren (1996), laporan arus kas adalah suatu ringkasan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Dalam penyajiannya, laporan arus kas dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

  • Aktivitas Operasional (Operating): meliputi seluruh kegiatan dan transaksi yang tidak termasuk di dalam kegiatan investasi maupun pembiayaan perusahaan. Arus kas yang berasal dari kegiatan operasional meliputi arus kas dari kegiatan produksi, distribusi dan penyediaan jasa.
  • Aktivitas Investasi (Investing): meliputi pembelian dan penagihan piutang, pengembalian persediaan barang dagang, pembayaran pinjaman, pengadaan serta penjualan ekuitas dan harta kekayaan perusahaan, dan sebagainya.
  • Aktivitas Pendanaan atau Pembiayaan (Financing): meliputi perolehan sumber daya dari para pemilik dan pemberian hasil atas investasi yang telah dilakukan, peminjaman, serta pembayaran kembali utang oleh pemiliknya atau sebaliknya.

5. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Laporan keuangan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas penyebabnya. Hal ini dimaksudkan agar pengguna laporan dapat memahami dengan jelas data keuangan dalam laporan keuangan tersebut.