Survei: Baru 22% Anak Muda Melek Produk Investasi, Ini Penjelasannya

ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.
Ilustrasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
15/8/2022, 14.49 WIB

Retail Proposition Division Head Bank OCBC NISP Chinni Yanti Tjhin menjelaskan sedikitnya generasi muda yang menabung dan berinvestasi secara terstruktur, merupakan kondisi yang mengkhawatirkan. 

Dia menambahkan bahwa anak muda, dapat mulai mengubah cara menabung dan berinvestasi. Sehingga dapat membeli atau memenuhi kebutuhan maupun keinginan di masa depan, seperti membeli rumah.

Selain itu, Chinni memaparkan bahwa onsep transformasi menabung dan investasi tidak sekadar menyimpan uang. Tetapi bagaimana anak muda mendapatkan imbal hasil yang lebih optimal melalui pemilihan produk yang sesuai dengan pengetahuan (risk appetite), profil risiko, dan jangka waktu investasi.

Tentunya, tanpa terlupakan, anak muda juga perlu mempertimbangkan keabsahan lembaga keuangan yang harus diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).  Sehingga, tidak hanya sekadar melihat dan mengejar jumlah keuntungan secara instan. Namun mulai menerapkan transformasi cara menabung dengan mendiversifikasikan uang mereka ke beberapa instrumen keuangan, seperti membagi tabungan dengan deposito, tabungan berjangka, dan reksa dana harian.

 

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail