Ludes Dalam 9 Hari, Pemerintah Tambah Kuota SBR012 Jadi Rp 15 Triliun

Katadata/Instagram
Sukuk Ritel 012
Penulis: Lona Olavia
28/1/2023, 09.22 WIB

Pemerintah menambah kuota SBR012-T2 dan SBR012-T4 sebesar Rp 5 triliun dari sebanyak Rp 10 triliun menjadi Rp 15 triliun. Penambahan itu sejalan dengan antusiasme dari masyarakat yang sangat tinggi. Adapun masa penawaran masih akan berakhir pada 9 Februari 2023. 

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan capaian pemesanan surat berharga negara (SBN) ritel seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 mencapai Rp 9,87 triliun di hari kesembilan penawaran, yakni Jumat (27/1) pukul 19.30 WIB dengan jumlah investor 35.666 SID (Single Investor Identification). Pencapaian tersebut hampir 100 persen dari target awal penerbitan SBR kali ini. 

Dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (28/1) Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan menyebutkan, pemesanan SBR012-T2 adalah sebesar Rp 7,14 triliun dengan jumlah investor 23.980 SID. Sedangkan SBR012-T4 sebesar Rp 2,74 triliun dengan jumlah investor 11.686 SID.

Berkaca dari pengalaman penerbitan SBN ritel sebelumnya, banyak investor yang tidak berhasil mendapatkan alokasi karena kuota yang ditawarkan sudah terlanjur habis.

Oleh karena itu, calon investor diimbau untuk segera memanfaatkan kesempatan yang ada. Sebab penawaran SBN ritel melalui platform online dilakukan berdasarkan prinsip first come first served atau siapa cepat dia dapat.

"Ingat kata pepatah, penyesalan biasanya datang di akhir, kalau di awal namanya pemesanan. Pemesanan SBR012 pilihan berharga untuk tetap bahagia," kata Deni.

Pemerintah menawarkan kedua seri SBR012 dengan kupon di atas 6 persen secara online. Masyarakat yang berminat untuk berinvestasi di SBR012-T2 dan SBR012-T4 dapat melakukan pemesanan hingga 9 Februari 2023 pukul 10.00 WIB.

Pemesanan dilakukan dengan cara menghubungi 29 mitra distribusi yang telah ditetapkan, meliputi 18 bank umum, 5 perusahaan efek, 4 agen penjual efek reksa dana (APERD), serta 2 perusahaan peer to peer lending.

Reporter: Antara