Sri Mulyani Buka Suara Namanya Masuk Daftar Calon Kuat Gubernur BI

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani berbicara dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/12/2022). Rapat tersebut membahas mengenai kebijakan tarif cukai hasil tembakau tahun 2023.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Lona Olavia
31/1/2023, 19.48 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa buka suara soal nama keduanya yang santer diisukan bakal jadi kandidat kuat usulan presiden untuk menduduki jabatan gubernur Bank Indonesia (BI). Beberapa nama dari internal bank sentral juga mencuat, termasuk petahana Perry Warjiyo.

"Kalau mengenai gubernur BI itu prosesnya diatur di dalam UU yang sudah ada. Kami berempat tetap fokus mengurusi pekerjaan di dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), karena itu tugas utama kita," ujarnya dalam konferensi pers KSSK di kantor pusat Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (31/1). 

Seperti diketahui, beberapa anggota KSSK yang merupakan petinggi di lembaga keuangan disebut menjadi beberapa kandidat kuat. Mereka diantaranya Ketua DK LPS Purbaya serta Gubernur BI Perry Warjiyo itu sendiri yang masih bisa diusulkan untuk periode kedua.

Purbaya mengaku tidak tahu menahu soal namanya yang ikut masuk daftar kandidat potensial bos baru BI. Selain itu, belum ada pembicaraan apapun terkait rencana itu.

"Seperti kata bu Sri Mulyani, kita fokus dengan kerjaan kita. Kita ikut perintah saja (jika dicalonkan)," kata Purbaya di acara yang sama.

Nama Sri Mulyani dan Purbaya santer dikabarkan menjadi kandidat terkuat dalam pencalonan gubermur BI periode mendatang. Hal ini sejalan dengan masa jabatan gubernur BI saat ini, Perry Warjiyo yang akan berakhir Mei mendatang. Meski demikian, beberapa anggota Komisi XI yang ditanyai katadata.co.id menyebut belum menerima surat presiden untuk nama-nama usulan calon gubernur BI.

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menyebut calon pengganti Perry nanti harus memahami perekonomian Indonesia dengan baik. Selain itu, orang nomor satu di BI juga sebaiknya memiliki pengalaman cukup baik di bidang moneter atau bidang lainnya. 

Menurut Piter, sangat mungkin Presiden mengusulkan nama calon di luar BI seperti sebelum-sebelumnya. Berdasarkan catatan, beberapa pemimpin bank sentral sebelumnya seperti Boediono hingga Agus Martowardojo memiliki latar belakang bukan orang dalam BI. Pengganti Perry itu nantinya juga harus independen dan tidak terlibat tarik-menarik kepentingan politik.

 "Nama potensial saya kira ada. Dari luar BI, ada bu Sri Mulyani yang saya kira sangat potensial. Dari dalam selain Pak Perry sendiri, ada Pak Doni," kata Piter saat dihubungi, Kamis (26/1). 

Mengutip UU BI, gubernur BI diangkat untuk masa jabatan lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan yang sama sebanyak-banyaknya satu masa jabatan berikutnya. Dengan demikian, Perry sebetulnya masih memungkinkan untuk kembali dicalonkan untuk sekali masa jabatan berikutnya. 

Namun Piter melihat potensi pencalonan Sri Mulyani untuk menjadi orang nomor satu di BI cukup besar. "Pak Jokowi sangat dekat dan percaya dengan Sri Mulyani. Sementara Sri Mulyani sudah terlalu lama di Kementerian Keuangan," kata Piter.

Reporter: Abdul Azis Said