Kementerian BUMN akan menginvestigasi empat dana pensiun pelat merah yang diduga melakukan tindak pidana korupsi dana kelolaan, selain dana pensiun PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dana pensiun yang diduga korupsi berasal dari berbagai sektor. Bahkan Tiko, sapaan akrab Kartiko, mengatakan akan mengalihkan pengelolaan dapen keempat BUMN tersebut kepada Indonesia Financial Group atau IFG.
"Nanti yang imbal hasil nya di bawah 6% lainnya kami akan kaji, kalau mereka memang tidak mampu, kami akan alihkan pengelolaannya dikelola bersama di IFG," katanya kepada wartawan, Senin (5/6).
Tiko turut menegaskan kepada dapen BUMN yang imbal hasil (yield)-nya hanya 2% akan diinvestigasi ketat. Menurutnya, sangat tidak masuk akal jika dapen memiliki instrumen investasi yang ditempatkan di SBN 6%, tapi hasil investasinya hanya 2%. "Investigasi ini akan dilakukan secara bertahap," katanya.
Bahkan, Tiko mengindikasikan adanya korupsi di empat dapen yang hasil investasinya sangat rendah. "Masa hasil investasi cuma 2% kan nggak masuk akal, pasti ada sesuatu. Yang di bawah 4%, kemarin Pelindo investasinya cuma 1,9%, ini ada lagi investigasinya karena hasil investasinya 0,9%," katanya.
Namun, Tiko belum bisa menyebutkan secara rinci empat dana pensiun yang diindikasikan korupsi sebab masih dalam investigasi. Dia mengatakan akan mengumumkan setelah pemeriksaan telah selesai.
Adapun, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan penyebab dana pensiun BUMN bermasalah karena pengelolaan investasi yang salah hingga korupsi. Sebelumnya, Erick juga menyinggung sebanyak 31 dapen BUMN berada dalam kondisi yang memprihatinkan.