Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,044% ke level 15.800 pada awal perdagangan Kamis (19/10). Pelemahan rupiah diperkirakan akan terus berlanjut hari ini seiring makin perkasanya dolar AS.
Pengamat pasar uang Lukman Leong mengatakan, rupiah masih akan melemah karena dolar AS yang menguat. Dolar kembali menguat di tengah sentimen risk off di pasar oleh pernyataan hawkish pejabat bank sentral AS, The Federal Reserve, Christopher Waller dan John William.
Risk off adalah situasi dimana investor menarik modalnya dari aset dengan resiko tinggi, untuk menghindari kemungkinan kerugian.
Melansir Reuters, para pengambil kebijakan The Federal Reserve memberi isyarat untuk menghentikan kenaikan suku bunga selama beberapa bulan ke depan sambil menunggu resolusi yang memberikan sinyal beragam. The Fed mempertimbangkan data ekonomi yang kuat, tanda-tanda kemajuan pada inflasi yang masih sangat tinggi, dan potensi kenaikan baru-baru ini dalam jangka panjang.
“Investor juga mengantisipasi akan pidato yg lebih hawkish dari kepala the Fed Powell malam ini,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (19/10).
Lukman mengatakan, investor juga memperhatikan hasil rapat dewan gubernur BI yang diperkirakan akan mempertahankan kebijakan suku bunga acuannya. Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.650-15.800.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah berpotensi melemah lagi terhadap dolar AS hari ini. Ini karena meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan memanasnya konflik Israel-Hamas.
Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS untuk tenor 10 tahun kembali naik ke level tertingginya tahun ini sebesar 4,9%. Kenaikan imbal hasil tersebut mengindikasikan ekspektasi pasar bahwa suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama demi menurunkan inflasi AS sesuai harapan petinggi Bank Sentral AS.
Selain itu, menurut dia, memanasnya konflik Israel-Hamas yang dipicu oleh hancurnya RS di Gaza akibat tembakan rudal juga mendorong penguatan harga aset safe haven seperti dolar AS dan emas. Hal ini turut berpengaruh pada pergerakan rupiah.
“Harga emas naik lagi kemarin ke kisaran US$1.962 per ons, US$ $30 lebih tinggi dari level tinggi perdagangan sebelumnya,” kata Ariston.
Di sisi lain, menurut dia, keputusan BI yang akan dirilis hari ini kemungkinan tak banyak mempengaruhi rupiah. Ia memperkirakan BI akan mempertahankan kebijakan suku bunganya di level 5,75%.
Ariston memperkirakan rupiah bergerak dalam rentang 15.760-15.780 per dolar AS, dengan level support di sekitar 15.700 per dolar AS.