Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan tidak terburu-buru untuk mencari investor baru PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Erick mengatakan, saat ini masih dalam tahap diskusi untuk mencari investor baru Bank Syariah Indonesia. Dirinya berharap investor baru nantinya bisa menjadikan BSI sebagai bank syariah yang bertumbuh secara global.
"Saat ini BRIS ranking 12, siapa tahu masuk 10 besar. Lalu partener yang bisa membuka akses BSI membuka kantor di London, Riyadh, Mekah, Madinah, dan Dubai ini yang kami dorong," kata Erick kepada wartawan, Kamis (9/11).
Erick menilai, pendanaan dalam konteks syariah merupakan salah satu yang menarik untuk terus dieksplorasi ke depan. Dirinya juga mengatakan jika BUMN memprioritaskan investor asal Timur Tengah untuk menanamkan investasi di bank bersandi BRIS tersebut.
"Negaranya tidak boleh saya sebut,” tutur Erick.
Mantan Wakil Menteri II BUMN Rosan Roeslani sebelumnya menyebut PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan melaksanakan roadshow ke Abu Dhabi dan Dubai di awal Oktober 2023 mendatang untuk bertemu dengan investor strategis.
"Salah satunya nanti ada beberapa investor dari perbankan ada, dari institusi keuangan syariah juga ada," kata Rosan kepada wartawan di Gedung DPR Jakarta, Kamis (14/9).
Rosan mengatakan rencananya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan divestasi 20% saham gabungan di BRIS. "Kurang lebih 20%. Sedang kami lihat rentangnya," katannya.
Selain itu, dirinya juga mengatakan divestasi ini merupakan arahan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Melalui divestasi ini, kata Rosan, OJK ingin agar penawaran ini mendapatkan nilai yang maksimal dari transaksi yang ditargetkan.