Dana Pensiun Terbesar di Dunia GPIF Pertimbangkan Investasi di Bitcoin

Unsplash/Executium
Ilustrasi mata uang kripto
Penulis: Hari Widowati
20/3/2024, 11.01 WIB

Dana pensiun pemerintah Jepang tengah mengumpulkan informasi tentang "aset tidak likuid" seperti Bitcoin sebagai bagian dari penelitian tentang potensi investasi baru.

Menurut laporan CNBC, Dana Investasi Pensiun Pemerintah (GPIF) Jepang, yang merupakan dana pensiun terbesar di dunia berdasarkan dana kelolaan, mengatakan bahwa mereka mencari "informasi dasar" tentang aset tidak likuid selain yang sudah diinvestasikan. Pada akhir 2023, GPIF memiliki dana kelolaan 224 triliun yen (Rp 23.286 triliun) pada 2023, naik 20% dibandingkan dengan 2022.

GPIF mengatakan saat ini menempatkan dana pada obligasi dan saham domestik dan asing, real estat, infrastruktur, dan ekuitas swasta. Saat ini GPIF sedang mencari informasi mengenai aset-aset lain seperti hutan, lahan pertanian, emas dan Bitcoin dan bagaimana aset-aset ini dapat dimasukkan ke dalam portofolio dana pensiun.

Tidak ada indikasi bahwa GPIF akan berinvestasi dalam Bitcoin atau mata uang kripto lainnya.

Pernyataan GPIF muncul beberapa hari setelah Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa dan setelah mata uang kripto terbesar di dunia ini menguat lebih dari 130% selama setahun terakhir.

Reli tersebut sebagian berkat peluncuran reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin di AS tahun ini. ETF Bitcoin spot telah menarik arus masuk dana miliaran dolar.

Dana pensiun sangat berhati-hati dalam melangkah ke investasi mata uang kripto karena sifatnya yang tidak stabil. Namun, beberapa dana pensiun sudah masuk ke sektor ini. Misalnya, dana pensiun Layanan Pensiun Nasional Korea Selatan telah membeli saham Coinbase pada tahun lalu.

Pemerintah Jepang pada Februari lalu mengusulkan sebuah undang-undang. Jika undang-undang tersebut disahkan, pemerintah bakal mengizinkan pengelola dana investasi untuk memegang aset digital, seperti mata uang kripto.