Jelang Keputusan Biden tentang Aturan Kripto, Bitcoin Bakal Reli?

Katadata
Tenggat waktu untuk keputusan Presiden Joe Biden mengenai peraturan mata uang kripto SEC semakin dekat, investor Bitcoin merespons dengan hati-hati.
Penulis: Hari Widowati
29/5/2024, 06.07 WIB

Tenggat waktu untuk keputusan Presiden Joe Biden mengenai peraturan mata uang kripto SEC semakin dekat, investor Bitcoin merespons dengan hati-hati. Pergerakan ini dapat mengindikasikan tren bearish pada prediksi harga Bitcoin, yang menunjukkan bahwa investor sedang mempertimbangkan potensi dampak dari perubahan regulasi terhadap nilai aset digital.

Menurut data Coindesk, Bitcoin diperdagangkan pada US$68.483 (Rp 1,09 miliar) pada Selasa (28/5), turun 1,49% dalam 24 jam terakhir.

Presiden Joe Biden mendekati tenggat waktu yang krusial untuk memutuskan resolusi yang dapat membatalkan Staff Accounting Bulletin 121 (SAB 121) dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Resolusi yang telah disetujui oleh Kongres dan Senat AS tersebut terancam diveto oleh Gedung Putih.

Presiden Biden memiliki waktu hingga 3 Juni untuk menindaklanjuti keputusan Kongres, yang menentang peraturan kripto kontroversial SEC yang mengatur penanganan aset digital oleh pialang.

Dampak dari Keputusan Presiden Biden

Kamar Dagang Digital AS menguraikan tiga tindakan potensial yang dapat dilakukan oleh Presiden Biden. Pertama, memveto resolusi tersebut. Kedua, menandatanganinya menjadi undang-undang. Ketiga, tidak melakukan apa pun dan membiarkan resolusi tersebut menjadi undang-undang secara default jika Kongres sedang bersidang.

Veto presiden kemungkinan besar akan menjadi langkah terakhir dalam upaya untuk membatalkan SAB 121, karena Kongres mungkin tidak memiliki dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk membatalkan veto.

Jika ditandatangani atau tidak ditandatangani oleh Kongres dalam sidang, resolusi tersebut akan membatalkan SAB 121. Hal ini akan mencegah SEC untuk menerapkan aturan yang sama di masa depan.

Implikasi untuk Regulasi Bitcoin dan Kripto

Cryptonews melaporkan keputusan ini sangat penting untuk pasar mata uang kripto, termasuk Bitcoin. Pasalnya, aturan ini akan mempengaruhi bagaimana aset digital diatur di Amerika Serikat.

Hasilnya dapat berdampak pada kepercayaan investor dan stabilitas pasar, karena kerangka kerja regulasi yang jelas sering kali dianggap penting untuk adopsi mata uang kripto secara luas.

Selain itu, Kongres AS telah bergerak maju dengan Undang-Undang Inovasi Keuangan dan Teknologi untuk Abad ke-21 (FIT21). UU ini bertujuan untuk menetapkan kerangka kerja regulasi yang lebih komprehensif untuk aset digital.

Pemerintahan Biden telah menunjukkan kesediaan untuk berkolaborasi dengan Kongres dalam masalah ini. Hal ini menunjukkan kemungkinan pelunakan sikapnya terhadap regulasi kripto.

Prediksi Harga Bitcoin

Bitcoin saat ini diperdagangkan pada US$68.483 (Rp 1,09 miliar), menandakan prediksi harga Bitcoin yang bearish. Mata uang digital ini berada tepat di atas titik penting di US$68.500 (Rp 1,09 miliar), yang sangat penting dalam menentukan pergerakan jangka pendeknya.

Level resistance terdekat Bitcoin adalah US$69.600 (Rp 1,11 miliar), diikuti oleh US$70.650 (Rp 1,12 miliar) dan US$71.950 (Rp 1,14 miliar). Level-level ini mewakili rintangan utama yang perlu diatasi Bitcoin untuk mempertahankan lintasan naik.

Pada sisi negatifnya, titik support langsung berada di US$67.265 (Rp 1,07 miliar), kemudian US$66.380 (Rp 1,05 miliar) dan US$65.144 (Rp 1,03 miliar). Level-level ini sangat penting untuk menahan harga Bitcoin jika terjadi penurunan.

Indikator teknikal menunjukkan gambaran yang berbeda. Relative Strength Index (RSI) berada di level 47, mengindikasikan sentimen pasar netral yang tidak mengarah pada kondisi overbought (jenuh beli) maupun oversold (jenuh jual).

Sementara itu, Exponential Moving Average (EMA) 50 hari berada di US$68.737 (Rp 1,09 miliar). Level ini sedikit di atas harga saat ini, yang mengisyaratkan adanya potensi resistensi.