Pengurus Pusat Muhammadiyah buka suara soal rencana menarik dana simpanannya dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BRIS. Mereka membenarkan adanya dana yang ditarik dari bank syariah pelat merah itu.
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menjelaskan alasan pihaknya menarik dana dari BRIS. Anwar mengatakan penempatan dana organisasi tersebut terlalu besar di BRIS, sehingga perlu disebar ke bank syariah lainnya.
"Secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Rabu (5/6).
Anwar mengatakan dengan penumpukan dana yang terlalu besar, dikhawatirkan bank syariah lain tak bisa berkompetisi dengan BRIS.
"Bila hal ini terus berlangsung, maka persaingan di antara perbankan syariah tak akan sehat," katanya.
Anwar mengatakan Muhammadiyah berkomitmen untuk mendukung perbankan syariah. Salah satu bentuknya adalah menciptakan persaingan antara bank syariah.
"Mihammadiyah merasa perlu menata banyak hal, termasuk terkait penempatan dana dan pembiayaan yang diterima," katanya.
Tidak diketahui jumlah dana Muhammadiyah yang tersimpan di Bank Syariah Indonesia, namun menurut informasi yang beredar, nilai simpanan itu diperkirakan mencapai Rp 13 triliun.
"Tidak dapat berkomentar," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam pesan singkatnya kepada Katadata.co.id.
Sedangkan Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar menyatakan perusahaan terus berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat, baik institusi maupun perorangan untuk meningkatkan inklusi dan penetrasi keuangan syariah.
"Terkait pengalihan dana oleh PP Muhammadiyah, BSI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis dan siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder," kata Wisnu, dalam keterangan resmi, Rabu (5/6).