Kemenangan Trump Diprediksi Bakal Naikkan Permintaan Kripto

Unsplash/Aleksi Raisa
Pergerakan Bitcoin (BTC) pada awal pekan ini dipengaruhi oleh perkembangan politik di Amerika Serikat (AS), termasuk upaya pembunuhan terhadap Donald Trump, calon presiden AS yang pro-kripto.
Penulis: Hari Widowati
18/7/2024, 13.54 WIB

Pergerakan Bitcoin (BTC) pada awal pekan ini dipengaruhi oleh perkembangan politik di Amerika Serikat (AS), termasuk upaya pembunuhan terhadap Donald Trump, calon presiden AS yang pro-kripto. Investor mulai memperhitungkan potensi kemenangan Trump dalam pemilihan presiden mendatang.

Kemenangan Trump diprediksi dapat meningkatkan harga Bitcoin dan menaikkan permintaan terhadap aset-aset kripto. Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan insiden percobaan pembunuhan terhadap Trum meningkatkan peluangnya dalam pemilihan presiden hingga 70%.

Kemenangan Trump bisa mengakhiri masa jabatan Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) Gary Gensler lebih awal. Selanjutnya, pasar berharap Ketua SEC yang lebih pro-kripto akan menggantikan Gensler dan mengakhiri regulasi yang ketat melalui penegakan hukum.

"Saat ini, pergerakan harga Bitcoin berada dalam keseimbangan antara bulls dan bears. Penembusan berkelanjutan di atas level resistance US$64.602 (Rp 1,04 miliar) sangat penting untuk mengonfirmasi tren bullish dan berpotensi memicu reli di pasar kripto yang lebih luas," ujar Fyqieh dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (18/7).

Menurut data Coindesk, saat ini Bitcoin ditransaksikan di harga US$64.892 (Rp 1,05 miliar) turun 1,10% dibandingkan posisi kemarin.

Bitcoin masih mempertahankan posisinya sebagai aset kripto terdepan, dengan kapitalisasi pasar sekitar US$1,28 triliun (Rp 2.068 triliun). Pasokan Bitcoin yang tersedia di pasar mendekati 19,73 juta BTC dari jumlah maksimum 21 juta BTC.

"Berfokus pada aspek teknis, grafik Bitcoin menunjukkan pergerakan ke atas yang kuat, menegaskan potensi keuntungan lebih lanjut," kata Fyqieh. Investor perlu memperhatikan resistensi langsung di level US$65.500 (Rp 1,06 miliar) dan resistensi berikutnya di level US$67.250 (Rp 1,09 miliar) dan US$69.000 (Rp 1,11 miliar).

Menurut dia, data Relative Strength Index (RSI) menunjukkan Bitcoin berada dalam fase momentum pembelian, meskipun mendekati wilayah jenuh beli. Indikator ini harus dipantau secara ketat untuk mengetahui tanda-tanda pembalikan yang dapat mengindikasikan kemunduran sementara.

Para investor dan pedagang yang mempertimbangkan titik masuk, kata Fyqieh, sebaiknya mempertimbangkan posisi di atas US$63.500 (Rp 1,03 miliar), dengan target keuntungan awal di angka US$65.500 (Rp 1,06 miliar). Dengan permintaan yang berkelanjutan dan dukungan pasar, kenaikan menuju level US$67.250 (Rp 1,09 miliar) berpotensi berlanjut menuju US$69.000 (Rp 1,11 miliar) tetap menjadi level yang memungkinkan.