Bitcoin mencetak rekor baru melewati level US$75.000 (Rp 1,15 miliar) saat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, unggul dalam Pemilu AS, pada Rabu (6/11). Level ini merupakan level tertinggi sepanjang masa dan menjadi awal dari reli kripto.
Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin melesat hampir 10%. Saat ini Bitcoin masih berfluktuasi di area harga US$73.000 (Rp 1,14 miliar). Trump meraih 270 electoral votes yang menjadi syarat untuk kemenangannya di Pemilu AS.
Fahmi Almuttaqin, Crypto Analyst Reku, mengatakan sentimen positif yang berkembang di pasar kripto saat ini sejalan dengan tren bullish yang telah terlihat sebelumnya. Momentum ini menjadi awal dimulainya reli utama kripto pada fase bullish saat ini.
"Kami melihat tren positif ini dapat semakin berkembang untuk mendorong harga aset-aset kripto di pasar, khususnya Bitcoin," ujar Fahmi dalam keterangan tertulis, Rabu (6/11).
Beberapa data menunjukkan banyak investor yang mengakumulasi Bitcoin dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini menyebabkan para analis khawatir Bitcoin akan sulit melanjutkan kenaikan.
Namun, meningkatnya tren akumulasi Bitcoin dalam beberapa bulan terakhir mengindikasikan meningkatnya jumlah investor baru dan mengurangi potensi tekanan jual Bitcoin di pasar. Potensi penurunan suku bunga acuan The Fed juga akan memicu aliran dana ke pasar kripto.
Meningkatnya sentimen positif pada Bitcoin berpotensi menciptakan efek domino bagi berbagai aset kripto potensial lainnya. "Ethereum mulai diperhatikan investor dengan 21Shares yang menyatakan optimismenya dengan mengibaratkan Ethereum seperti Amazon di tahun 1990 ketika mayoritas investor belum terlalu memahami nilai dan potensi dari inovasi yang dikembangkan," ujarnya.
Saham AS Berpotensi Ikut Naik
Fahmi menyebut sentimen bullish yang ada di pasar kripto juga berpotensi meluas ke pasar saham AS. Saham Tesla di Frankfurt telah melonjak lebih dari 14%. Pemegang saham terbesar Tesla, Elon Musk, adalah pendukung utama kampanye Donald Trump.
Agenda Trump terkait tarif perdagangan yang agresif atas impor, terutama dari Cina, serta agenda pemotongan pajak yang pro-bisnis menjadi katalis bagi saham Tesla dan saham-saham perusahaan AS secara umum.
"Sentimen di Wall Street mencerminkan optimisme pasar saham AS akan menguat menjelang akhir tahun yang didukung oleh kebijakan pelonggaran ekonomi The Fed yang akomodatif dan kondisi fundamental ekonomi AS yang kuat," kata Fahmi. Hal ini semakin memperkuat posisi aset kripto dan saham AS sebagai instrumen investasi global yang menarik di tengah situasi yang berkembang dengan kemenangan Donald Trump.
Fahmi menyarankan agar investor dapat memanfaatkan momentum ini dengan menempatkan dananya pada aset kripto dan saham AS. Meskipun masih ada berbagai dinamika yang mungkin terjadi dan memberikan tekanan terhadap aset kripto dan saham AS, rasio risk/reward saat ini masih sangat menguntungkan bagi investor.
Namun, Fahmi tetap meminta investor memantau terus kondisi pasar untuk mengantisipasi potensi kenaikan maupun penurunan pada aset kripto maupun saham AS. Karena itu, Fahmi menyarankan agar investor melakukan riset dan analisis yang baik guna memilih aset dengan potensi pertumbuhan dan tingkat risiko yang sesuai dengan profil investasi masing-masing.