Beli Saham Aviva, Astra International Kuasai Astra Life

Arief Kamaludin | Katadata
Astra International
Penulis: Ihya Ulum Aldin
18/11/2020, 16.42 WIB

PT Astra International Tbk (ASII) mengakuisisi 49,99% saham PT Astra Aviva Life (Astra Life) milik Aviva International Holdings Limited, Selasa (17/11). Aksi korporasi yang dilakukan melalui anak usahanya PT Sedaya Multi Investama. Setelah akuisisi ini kepemilikan Astra menjadi 99,99% saham Astra Life.

Direktur Astra Suparno Djasmin berterima kasih atas kemitraan yang terjalin dengan Aviva selama enam tahun ini sebagai sesama pemilik Astra Life. "Akuisisi ini merupakan wujud kepercayaan kami terhadap industri asuransi jiwa yang memiliki prospek menjanjikan di Indonesia," katanya melalui siaran pers, Rabu (18/11).

Astra Life merupakan perusahaan asuransi jiwa yang menawarkan produk seperti asuransi perlindungan jiwa, kesehatan, kecelakaan, asuransi jiwa syariah, dan juga nasabah korporasi berupa program kesehatan karyawan dan dana pensiun. Selain itu, juga memiliki produk unit link, yaitu asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi.

Sebelum transaksi ini rampung, Astra memiliki saham Astra Life sebesar 49,99% dan Aviva memiliki porsi saham yang sama dengan Astra. Sementara, Koperasi Astra International (KAI) memegang saham Astra Life sebesar 0,000076%. Astra Life didirikan 26 Mei 2014, serta diluncurkan secara resmi kepada publik dan media pada 27 November 2014

Akuisisi ini sebenarnya sudah direncanakan sejak lama. Pada 5 Maret 2020 lalu, Astra dan Aviva menandatangani Conditional Share Purchase Agreement sehubungan dengan rencana pembelian seluruh saham Aviva di Astra Life. hal itu tercatat dalam laporan keuangan Astra per triwulan III 2020 lalu.

Berdasarkan laporan keuangan tersebut, Astra Life menyumbang pendapatan bersih kepada Astra senilai Rp 21 miliar dalam sembilan bulan tahun ini. Adapun, Astra Life menambah lebih dari 1.012.000 nasabah baru asuransi jiwa perorangan dan 55.000 nasabah baru asuransi program kesejahteraan karyawan selama periode ini.

Meski begitu, kinerja Astra dari sektor jasa keuangan pada triwulan III 2020, mengalami penurunan laba bersih. Laba bersih sektor bisnis ini hanya Rp 2,75 triliun atau turun 36% dibandingkan Rp 4,3 triliun. Terutama disebabkan oleh peningkatan provisi guna menutupi peningkatan kerugian kredit bermasalah pada bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat.

Dalam sektor keuangan, bisnis pembiayaan konsumen Astra mengalami penurunan nilai pembiayaan baru sebesar 21% menjadi Rp50,7 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan yang fokus pada pembiayaan mobil menurun 39% menjadi Rp 669 miliar.

Secara keseluruhan, Astra mampu membukukan laba bersih senilai Rp 14,03 triliun hingga triwulan III 2020. Laba bersih tersebut tercatat turun 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 15,86 triliun. Total laba ini sudah termasuk keuntungan dari penjualan PT Bank Permata Tbk (BNLI).

Dalam laporan keuangan Astra International dijelaskan, jika tidak memasukkan keuntungan atas penjualan Bank Permata, laba bersih perusahaan hanya Rp 8,15 triliun. Artinya, laba bersih Astra sebenarnya turun hingga 49% secara tahunan.