Ekspansi Produk, Sido Muncul Tambah Belanja Modal Tahun Depan

Katadata
Berbagai jenis jamu produksi PT Sido Muncul.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
2/12/2020, 14.01 WIB

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) akan menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) pada 2021 sebesar Rp 180 miliar. Belanja modal itu rencananya digunakan untuk beberapa proyek pengembangan produk.

Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan selain digunakan untuk pemeliharaan, manajemen bakal menggunakan anggaran itu untuk beberapa proyek seperti pengembangan produk ekstrak fungsional. Produk ini akan dipasarkan dengan skema bisnis ke bisnis (business to business).

"Mengingat kebutuhan ekstrak rempah cukup tinggi semenjak adanya pandemi Covid 19 ini," kata David Hidayat saat dihubungi oleh Katadata.co.id beberapa waktu yang lalu.

Anggaran capex tersebut juga rencananya digunakan oleh Sido Muncul untuk pengembangan produk-produknya hingga ke hulu. Rencana ini diharapkan membuat perusahaan lebih efisien dalam pengadaan bahan baku.

Selain itu, Sido Muncul juga bersiap membuka pasar ekspor baru ke beberapa negara Asia Tenggara dan negara-negara Arab Teluk pada 2021. Selain untuk menambah profitabilitas, langkah ini dilakukan agar produk Sido Muncul dikenal hingga mancanegara.

"Ekspor produk Sido Muncul itu kan goals-nya supaya orang luar negeri tahu produknya. Kami sudah banyak ekspor ke mana-mana, cuma tinggal masuk dan penetrasi lebih dalam," kata Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat kepada Katadata.co.id, Senin (30/11).

Ia mengatakan, beberapa negara tujuan ekspor yang siap dijajaki produsen Tolak Angin ini seperti Thailand, Myanmar, Vietnam, dan negara-negara Arab Teluk alias Gulf Cooperation Council. Selain itu, Sido Muncul juga memperluas distribusi ekspor di Filipina dan Nigeria dengan menjaga perdagangan di beberapa negara lainnya.

Irwan mengatakan, masuk ke sebuah negara baru yang tidak mengenal produk Sido Muncul merupakan tugas yang tidak gampang. Dibandingkan dengan ekspor makanan atau minuman, produk obat herbal perlu mendapatkan kepercayaan dari konsumen dulu.

"Kalau makanan, begitu masuk (ke pasar asing), orang mau mencoba. Kalau ini (obat herbal) kan kami harus meyakinkan orang dulu. Tapi kalau sudah kenal, orang tidak gampang meninggalkan," kata Irwan menambahkan.

Halaman: