Ramai Bank BUMN Tambah Modal, Harga Sahamnya Kompak Anjlok

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Ilustrasi himpunan bank milik negara atau Himbara.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Sorta Tobing
21/6/2021, 18.04 WIB

Bank-bank milik negara (Himbara) alias bank bumn berencana melakukan penambahan modal melalui skema memberikan hak alias rights issue. Namun, aksi korporasi ini memicu penurunan harga sahamnya dalam sepekan terakhir.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana menambah modal terkait pembentukkan induk usaha atau holding ultra mikro. BRI akan menjadi pemegang saham pengendali PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

Pasar merespon negatif hal itu. Harga saham perusahaan berkode BBRI tersebut turun 9,43% menyentuh harga Rp 3.940 per saham pada penutupan hari ini, Senin (21/6). Investor asing pun melakukan penjualan dengan nilai bersih Rp 835,19 miliar di pasar reguler.

Bank pemerintah lain yang berencana menambah modal adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kedua bank tersebut ingin menambah rasio kecukupan modal yang mulai mengetat.

Harga saham kedua bank tersebut pun mengalami penurunan. Saham BBNI dalam sepekan anjlok hingga 10,45% menyentuh harga Rp 4.970 per saham. Dalam sepekan terakhir investor asing melakukan pembelian dengan nilai bersih Rp 35,55 miliar di pasar reguler.

Saham BBTN juga mengalami penurunan dalam sepekan, sebesar 10,19% menjadi Rp 1.410 per saham. Saham bank yang fokus pada bisnis pembiayaan perumahan ini dilego asing hingga nilai bersih Rp 77,9 miliar.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan, tekanan pada harga saham bank Himbara yang berencana rights issue dalam waktu dekat memang dapat terjadi. Pasalnya, harga penebusan rights issue berpotensi berada di bawah harga pasar saat ini. "Sehingga secara psikologis pelaku pasar akan lebih wait and see hingga nilai nominal dan juga rasio nantinya ditentukan," kata Okie kepada Katadata.co.id.

Ketiga bank Himbara tersebut memang belum menyampaikan lebih detail terkait dana yang diincar. Hanya BRI yang telah menyebut penerbitannya akan sebanyak-banyaknya 28,67 miliar saham Seri B. Angka ini sebesar 23,25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. 

Pemerintah juga akan menyetorkan seluruh saham Seri B miliknya (inbreng) dalam bentuk efek PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) kepada BRI. Saham ditawarkan dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Sedangkan harga pelaksanaan rights issue akan ditetapkan dan diumumkan dalam prospektus rencana rights issue.

Okie berpendapat, penambahan modal yang dilakukan dalam waktu berdekatan akan masih menarik untuk diserap oleh investor publik. "Melihat tujuan dari rights issue tersebut, cukup menarik dalam jangka waktu panjang," katanya.

Reporter: Ihya Ulum Aldin