Sayap bisnis Grup Bakrie yang bergerak di bidang media, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) masih membukukan rugi bersih pada triwulan I 2021 senilai Rp 156,3 miliar. Meski begitu, rugi tersebut mengecil hingga 83,7% dari rugi Rp 963,71 miliar pada periode sama tahun lalu.
Padahal, berdasarkan laporan keuangan VIVA yang diunggah di keterbukaan informasi, Senin (28/6), pendapatan perusahaan mengalami penurunan 4,25%. Pendapatan tercatat Rp 439,4 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini, sementara triwulan I tahun lalu Rp 458,89 miliar.
Salah satu kunci penurunan rugi bersih VIVA adalah total beban usaha pada triwulan I-2021 senilai Rp 422,98 miliar atau turun 11,46% dari Rp 477,72 miliar. Beban usaha VIVA terdiri dari dua yaitu beban program & penyiaran dan beban umum & administrasi.
Beban program dan penyiaran senilai Rp 179,03 miliar atau turun 14,26% dari Rp 208,8 miliar. Sementara itu, beban umum & administrasi mengalami penurunan 9,28% dari Rp 268,91 miliar menjadi Rp 243,95 miliar pada triwulan I 2021.
Karena profitabilitas tersebut terkikis oleh beban, VIVA mencatat kerugian usaha senilai Rp 18,82 miliar pada triwulan I tahun lalu. Hal tersebut, berbalik pada triwulan I tahun ini, dimana VIVA masih membukukan laba usaha senilai Rp 16,42 miliar.
Meski begitu, profitabilitas VIVA tetap tergerus oleh beban lain-lain yang nilai bersihnya mencapai Rp 177,79 miliar pada triwulan I-2021. Meski begitu, beban lain-lain tersebut mengalami penurunan hingga 81,9% dari Rp 982,35 miliar pada triwulan I-2020.
Penurunan tersebut bisa terjadi, setidak karena rugi selisih kurs yang pada tiga bulan pertama lalu mencapai Rp 723,46 miliar, kini ruginya hanya Rp 155,24 miliar. Artinya, mengalami penurunan 78,54% secara tahunan.
Sebab lainnya adalah VIVA sudah tidak lagi menanggung beban penurunan nilai piutang. Padahal, pada triwulan I-2020, VIVA harus menanggung beban penurunan nilai piutang senilai Rp 44,78 miliar.