PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melaporkan pertumbuhan laba naik 26,9% di kuartal pertama 2021 saat produksi mengalami penurunan. Capaian itu didukung upaya perusahaan mengurangi biaya operasional, termasuk efisiensi program pemeliharaan, mengurangi biaya global sourcing, hingga peningkatan kapasitas fleet produksi perusahaan.

Untuk kuartal pertama tahun ini, Darma Henwa berhasil membukukan laba bersih naik 26,9% menjadi US$ 0,88 juta atau setara Rp 12,76 miliar. Perolehan tersebut lebih baik dibandingkan capaian kuartal pertama tahun sebelumnya yakni US$ 0,69 juta atau Rp 10,05 miliar.

Sementara, di Januari-Maret 2021 Grup Bakrie itu membukukan total pendapatan turun 10% menjadi US$ 73,8 juta atau Rp 1,07 triliun dari periode sama tahun lalu US$ 82 juta atau Rp 1,19 triliun. Itu terjadi karena penghentian subkontraktor yang tidak ekonomis di Proyek Bengalon pada pertengahan tahun lalu.

Dengan begitu, volume produksi dari subkontraktor turun signifikan menjadi 11 bank cubic meter (bcm) di kuartal I-2021. Jumlah tersebut merosot 51,54% dibandingkan capaian kuartal I-2020 yakni 22,7 juta bcm.

Adapun untuk total volume pemindahan material menggunakan fleet produksi DEWA masih meningkat 26,4% menjadi 16,3 juta bcm dari 12,9 juta bcm di kuartal pertama 2020. Sedangkan total volume pemindahan material turun 23,3% menjadi 27,3 juta bcm dari 35,6 juta bcm.

Wakil Presiden Direktur dan CEO DEWA Prabhakaran Balasubramanian menyampaikan, penghentian subkontraktor di Proyek Bengalon pada pertengahan tahun lalu dilakukan karena kontrak tidak ekonomis. Keuntungan dari sisi keuangan, perusahaan justru mampu meningkatkan margin meskipun volume produksi dan pendapatan turun.

“DEWA akan melanjutkan strategi ini dengan menargetkan 100% volume produksi menggunakan fleet produksi dalam waktu 2 tahun ke depan.” kata Prabhakaran dalam keterangan resminya, Senin (5/7).

Untuk mencapai target tersebut, DEWA merencanakan program perbaikan dengan menempatkan lebih banyak peralatan pertambangan, melalui pendanaan internal dan pinjaman eksternal.

DEWA juga mencatatkan lonjakan EBITDA operasi sebanyak 2,5 kali lipat menjadi US$ 16,6 juta di kuartal I-2021. Margin EBITDA operasi juga meningkat menjadi 22,5% dibandingkan 8% pada kuartal pertama 2020. Sedangkan untuk laba kotor naik 102,5x kali menjadi US$ 8,1 Juta dari US$ 0,08 juta.

Meskipun begitu, emiten tambang minyak dan gas (migas) ini mencatatkan kerugian selisih kurs sebesar US$ 1,5 juta di kuartal I-2021 karena penguatan nilai tukar rupiah. Padahal periode yang sama tahun lalu, perusahaan masih membukukan laba selisih kurs US$ 9,4 juta.

“Ini adalah kerugian non-tunai yang diakibatkan pencatatan operasional perusahaan yang dilakukan dalam mata uang rupiah dan dicatatkan ke dalam mata uang dolar AS,” ujarnya.

Akibat kerugian selisih kurs tersebut, DEWA membukukan laba operasional menjadi US$ 3,9 juta, lebih lesu dibandingkan capaian kuartal I-2020 yakni US$ 6,65 juta.

Untuk beban keuangan turun 16,1% menjadi US$ 2,4 juta, dari US$ 2,9 juta pada catatan tahun lalu. Hal itu didukung pembayaran beban secara rutin dan tepat waktu oleh perusahaan. Ke depan, langkah tersebut akan tetap dilakukan di tengah tantangan pandemi maupun masa-masa akan datang.

Manajemen Darma Henwa memastikan komitmen ke depan untuk meningkatkan efisiensi, serta profitabilitasnya. Perusahaan juga melakukan ekspansi di Kalimantan Selatan dan diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kinerja di kuartal mendatang.

Darma Henwa telah berinvestasi dalam peralatan pertambangan dengan harapan dapat meningkatkan volume pada proyek-proyeknya dan mencapai kinerja keuangan yang lebih baik di semester kedua tahun ini.

Anak usaha Bumi Resources itu menggenjot investasinya melalui program perbaikan alat produksi, terutama untuk Proyek Satui di Kalimantan Selatan secara besar-besaran. Peningkatan volume proyek tersebut dapat terlihat di semester kedua tahun ini seiring penambahan lebih banyak fleet produksi di kuartal kedua dan ketiga tahun 2021.

“Kami tingkatkan kapasitas fleet produksi sendiri melalui kombinasi peralatan baru dan membangun kembali armada yang lama. Kami melakukannya dengan memperpanjang usia peralatan yang ada melalui program daur ulang (recycle), pembangunan kembali (rebuild) dan penggunaan kembali (reuse),” katanya.

Beberapa program tersebut dipandang lebih ramah lingkungan dan mendukung pertambangan berkelanjutan Darma Henwa. Selain itu, perusahaan akan terus meningkatkan produktivitas fleet produksi, termasuk meningkatkan jam kerja efektif (effective working hours).

Prabhakaran menambahkan, kombinasi rebuild melalui capital efficiency dan peningkatan kinerja operasional melalui operational efficiency, akan memastikan peningkatan nilai tambah kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan melalui transformasi berkelanjutan.

Ke depan, DEWA akan mengejar transformasi yang saat ini dimulai. Manajemen perusahaan akan fokus meningkatkan keuntungan pemegang sahamnya termasuk meningkatkan volume, menambah lebih banyak peralatan dengan biaya rendah, dan mencapai efisiensi operasional yang lebih tinggi.