PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan laba bersih Rp 3,04 triliun sepanjang semester I-2021. Nilai itu merosot 15,86% dibanding perolehan untung bersih pada periode yang sama tahun lalu, yakni senilai Rp 3,61 triliun.
Penurunan laba bersih berasal dari penjualan bersih Unilever yang merosot 7,33% menjadi Rp 20,17 triliun pada enam bulan pertama tahun ini, dibanding omzet periode yang sama 2020 yakni, Rp 21,77 triliun. Hal tersebut tercatat dalam laporan keuangan Unilever yang diunggah, Kamis (22/7).
Penjualan Unilever terbagi atas dua segmen yaitu kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh, serta makanan dan minuman. Penjualan dari sektor kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh, merupakan penyebab utama penurunan kinerja Unilever.
Berdasarkan laporan keuangan, penjualan bersih dari segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh senilai Rp 13,48 triliun pada semester I-2021. Raihan tersebut mengalami penurunan hingga 10,71% dari semester I-2020 senilai Rp 15,10 triliun.
Sementara itu, penjualan dari segmen makanan dan minuman selama enam bulan pertama 2021 senilai Rp 6,68 triliun. Penjualan tersebut meningkat 0,33% dari periode sama tahun lalu yang senilai Rp 6,66 triliun.
Tercatat, harga pokok penjualan yang menggerus profitabilitas Unilever pada semester I-2021 tercatat senilai Rp 9,92 triliun atau mengalami penurunan 6,22% dari Rp 10,58 triliun. Alhasil, laba bruto Unilever tersisa Rp 10,24 triliun atau mengalami penurunan 8,37% dari Rp 11,18 triliun.
Meski laba bruto perusahaan mengalami penurunan, beberapa pos beban yang menggerus profitabilitas tercatat mengalami penurunan. Baik beban pemasaran dan penjualan, beban umum dan administrasi, biaya keuangan, bahkan beban pajak penghasilan.
Namun, hal tersebut tidak membuat Unilever mampu membukukan pertumbuhan laba pada semester I-2021 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Jumlah Aset Unilever pada akhir Juni 2021 tercatat senilai Rp 20,27 triliun atau mengalami penurunan dari posisi Desember 2020 senilai Rp 20,53 triliun. Jumlah aset lancar senilai Rp 8,69 triliun sedangkan aset tidak lancar Rp 11,57 triliun.
Total liabilitas Unilever pada Juni 2021 tercatat senilai Rp 16,26 triliun atau naik dari posisi Desember 2020 senilai Rp 15,59 triliun. Jumlah liabilitas jangka pendek senilai Rp 13,86 triliun, sedangkan jangka panjang senilai Rp 2,39 triliun.