Akhiri Kerugian, Emiten Perkebunan Salim Group Cetak Laba Rp 219 M

ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/rwa.
Pekerja mengumpulkan buah sawit di sebuah RAM Kelurahan Purnama Dumai, Riau, Jumat (21/5/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
13/8/2021, 14.11 WIB

Induk usaha perkebunan milik Salim Group, PT Salim Ivomas Pratama Tbk membukukan laba bersih Rp 219 miliar pada semester I-2021. Raihan tersebut, berbalik dari catatan rugi bersih Rp 300,81 miliar pada periode sama tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang terbit pada Jumat (13/8), raihan itu dicapai karena emiten berkode saham SIMP itu mengantongi pendapatan dari kontrak dengan pelanggan senilai Rp 8,95 triliun. Capaian itu naik 30,34% dari Rp 6,87 triliun.

Padahal, produksi tandan buah segar (TBS) inti turun 3% secara tahunan menjadi 1,36 juta ton dari 1,4 juta ton. Total produksi minyak sawit mentah juga turun 1% menjadi 345 ribu ton dari 348 ribu ton.

Seiring dengan itu, maka volume penjualan CPO turut turun 1% secara tahunan menjadi 343 ribu ton dari sebelumnya 346 ribu ton. Sedangkan volume penjualan produk inti sawit turun 3% secara tahunan menjadi 84 ribu ton dari 86 ribu ton.

Direktur Utama Grup SIMP Mark Wakeford mengatakan, raihan kinerja keuangan yang positif pada periode Januari-Juni 2021 ini terjadi seiring kenaikan harga jual rata-rata produk sawit dan produk minyak & lemak nabati (EOF).

Harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) meningkat 26% secara tahunan. Lalu, harga inti sawit atau palm kernel (PK) meningkat hingga 62% secara tahunan.

“Kinerja keuangan yang positif seiring kenaikan harga jual rata-rata produk sawit dan EOF, kenaikan volume penjualan EOF, serta upaya-upaya kami dalam pengendalian biaya dan efisiensi,” katanya dalam siaran pers, Jumat (13/8).

Di tengah dampak pandemi Covid-19 di seluruh dunia serta kondisi ketidakpastian, SIMP tetap berfokus memprioritaskan belanja modal pada aspek-aspek yang memiliki potensi pertumbuhan, meningkatkan pengendalian biaya, dan efisiensi.

Selain itu, difokuskan pula untuk menciptakan inovasi untuk peningkatan produktivitas perkebunan. "Serta mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan selama masa pandemi," kata Mark.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin