PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mengantongi laba bersih Rp 12,45 triliun sepanjang semester I 2021 atau tumbuh 13,3% dibanding periode sama tahun lalu Rp 10,98 triliun. Peningkatan untung salah satunya disokong pendapatan dari bisnis Indihome yang tumbuh paling signifikan.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang diunggah melalui keterbukaan informasi, perusahaan milik negara tersebut memperoleh pendapatan Rp 69,48 triliun pada enam bulan pertama tahun ini, atau naik 3,92% dari semester I 2020 sebesar Rp 66,85 triliun.
Pendapatan Telkom terbesar berasal dari bisnis internet dan data seluler yang mencapai Rp 31,65 triliun dalam enam bulan pertama tahun ini. Pendapatan tersebut meningkat 4,14% dibanding Juni 2020 Rp 30,39 triliun.
Pendapatan terbesar lainnya berasal dari bisnis internet Indihome yang nilainya mencapai Rp 12,87 triliun hingga Juni 2021. Pendapatan ini tumbuh signifikan 24,21% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 10,37 triliun.
Di sisi lain, ada beberapa bisnis yang pendapatannya mengalami penurunan, yaitu dari sisi pendapatan telepon. Hingga Juni 2021, Telkom mengantongi pendapatan Rp 8,55 triliun dari bisnis telepon atau turun 18,21% dari Rp 10,45 triliun.
Di tengah pendapatan yang mengalami kenaikan, beberapa pos biaya dan beban yang menggerus profitabilitas perusahaan juga ikut meningkat. Salah satunya beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi mencapai Rp 17,47 triliun atau mengalami kenaikan 7,68% dari Rp 16,22 triliun.
Meski begitu, Telkom masih membukukan laba usaha mencapai Rp 23,61 triliun atau tumbuh 6,12% dari Rp 22,25 triliun. Setelah dikurangi biaya pendanaan pun, laba sebelum pajak penghasilan Telkom Rp 21,79 triliun atau naik 8,89% dari Rp 20,01 triliun.
Telkom mencatatkan jumlah aset mencapai Rp 263,97 triliun per akhir Juni 2021 atau bertumbuh dari Rp 246,94 triliun per akhir Desember 2020. Aset tersebut terdiri dari aset lancar Rp 59,96 triliun dan tidak lancar mencapai Rp 204,01 triliun.
Liabilitas Telkom tercatat senilai Rp 153,87 triliun pada akhir Juni 2021 atau mengalami kenaikan dari Rp 126,05 triliun pada akhir Desember 2020. Liabilitas itu berasal dari jangka pendek Rp 91,09 triliun dan jangka panjang Rp 62,79 triliun.
Pandemi virus corona Covid-19 telah membuat konsumsi internet masyarakat Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan hasil survei Jakpat, ada 70,3% responden yang menyatakan konsumsi internetnya saat pandemi corona lebih banyak dari biasanya.
Sebanyak 25,2% responden menyatakan konsumsi internet mereka selama pandemi tidak berubah. Sedangkan, 4,5% responden menyatakan konsumsi internet mereka justru berkurang pada masa pagebluk.
Jakpat melakukan survei terhadap 2.368 responden pada 5 Oktober-11 Desember 2020. Daftar kuesioner disebarkan melalui aplikasi Jakpat. Adapun, tingkat toleransi kesalahan (margin of error) dalam survei ini di bawah 3%.