Pabrik ini memanfaatkan produk hilir dari pabrik Amoniak-Urea berupa CO2 yang diolah menjadi Soda Ash. “Soda Ash yang diproduksi Petrokimia Gresik lebih ramah lingkungan karena bukan berasal dari pembakaran (combustion) bahan bakar fosil. Ini sejalan dengan prinsip Greenhouse Gas Emission (GGE),” kata Dwi Satriyo.

Sedangkan, produk samping Pabrik Soda Ash berupa Ammonium Klorida (NH4CL) dapat digunakan sebagai bahan baku NPK, sehingga dapat mengurangi kebutuhan ZA impor untuk bahan baku NPK.

Direktur Utama PT Garam Achmad Ardianto menyampaikan perjanjian ini merupakan langkah besar bagi perusahaan untuk mewujudkan rencana jangka panjang dalam berkontribusi menyediakan garam industri yang berkualitas.

“Selain itu, membangkitkan kepercayaan bagi Unilever untuk mendapatkan produk berkualitas yang disuplai oleh bahan baku dalam negeri yang juga berkualitas,” ujar Achmad.

Bagi Unilever Asia, pendirian pabrik ini menjadi hal penting bagi struktur industri di Indonesia karena akan memanfaatkan sumber daya lokal untuk Soda Ash.

Penandatanganan MoU hari ini juga mendukung roadmap Pemerintah Indonesia dalam mencapai target substitusi impor sebesar 35% tahun 2022, untuk mengurangi ketergantungan impor terhadap barang modal dan bahan baku.

Halaman: