Waskita Tunda Rencana IPO Dua Anak Usahanya Jadi 2023

Arief Kamaludin|Katadata
Suasana studio rekam dan redaksi Televisi Bursa Efek Indonesia IDX Channel, di Jakarta, Senin, (05/12).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
20/9/2021, 15.32 WIB

PT Waskita Karya Tbk (Persero) sudah sejak lama berencana membawa dua anak usahanya, PT Waskita Karya Infrastruktur dan PT Waskita Karya Realty untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema penawaran umum perdana (IPO). Namun, rencana tersebut kembali diundur.

"Sepertinya (rencana IPO anak usaha) harus ditunda. Artinya karena Covid-19 kemarin, sehingga kami belum bisa menyiapkan untuk itu," kata Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono dalam konferensi pers virtual, Senin (20/9).

Destiawan mengatakan, Waskita sebagai induk tengah menyiapkan rencana bisnis kedua anak usaha tersebut pada tahun ini. Perusahaan berharap rencana bisnis tersebut bisa diterapkan pada 2022, dan performanya sudah mulai terlihat.

"Sehingga tahun berikutnya (2023), kami bisa melanjutkan untuk program IPO," kata Destiawan.

Saat ini, emiten berkode saham WSKT tersebut memiliki satu anak perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) yang tercatat di papan bursa pada 20 September 2016. Waskita juga merupakan perusahaan terbuka yang melantai pada 19 Desember 2012.

Awal tahun ini, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, sekitar 8 sampai 12 anak dan cucu perusahaan pelat merah bakal melantai di pasar modal. Rencana itu akan diwujudkan mulai tahun ini hingga 2023 mendatang.

"Di pipeline (daftar antrean IPO), saya tidak mau bilang angka tetapnya, tapi ada 8 sampai 12 (anak-cucu BUMN) yang kami akan go public (menjadi perusahaan terbuka)," kata Erick dalam acara pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Kamis (4/2).

Erick mengatakan, dalam langkah pencatatan perdana saham tersebut merupakan bagian dari transformasi BUMN. Upaya itu dilakukan agar anak-cucu BUMN menjadi transparan dan memiliki tata kelola perusahaan yang baik.

"Tetapi bukan sekedar go public, fundamental dan sustainability-nya (keberlanjutannya) harus ada. Saya tahu, dari 28 perusahaan (BUMN) yang sudah listing, ada empat yang terengah-engah. Itu yang akan kami perbaiki juga," ujar Erick.

Ia memastikan perusahaan milik negara yang akan IPO merupakan perusahaan yang baik dan memiliki strategi jangka panjang. Hal itu diperlukan, untuk membuat investor tertarik menanamkan modalnya di saham BUMN.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna mengatakan, ada dua BUMN berencana mencatatkan sahamnya melalui IPO pada tahun ini. Kedua BUMN tersebut, merupakan bagian dari 29 perusahaan yang masuk dalam daftar IPO per 3 September 2021.

"Dua perusahaan di antaranya merupakan anak perusahaan BUMN yang belum dapat disebutkan namanya karena belum mendapatkan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Nyoman kepada awak media, Jumat (3/9).

Reporter: Ihya Ulum Aldin