Pasca penawaran umum saham perdana atau IPO, PT Adhi Commuter Properti berencana mengembangkan beberapa properti berbasis transportasi (TOD) menjadi kawasan komersial. Mereka juga berencana melakukan ekspansi dan diversifikasi bisnis.
Komisaris Utama Adhi Commuter Properti Pudjung Setya Brata mengatakan pengembangan kawasan komersial tersebut akan memanfaatkan lini bisnis makanan dan minuman perseroan.
Adapun, proyek properti yang akan dikembangkan adalah di kawasan light rail transit ( LRT) City Bekasi - Eastern Green dan LRT City Cibubur.
"Ini kawasan yang akan kami kembangkan sebagai meeting point, di samping beberapa titik tengah. Menurut saya, yang punya prospek bagus itu adalah dua titik itu, di Bekasi Timur dan Cibubur," kata Pudjung di Jakarta, Jumat (12/11/2021).
Di samping itu, Pudjung yang juga menjabat sebagai Direktur Operasi II PT Adhi Karya menilai IPO Adhi Commuter Properti akan meningkatkan kinerja Grup Adhi.
Pasalnya, kinerja bisnis dari entitas relasi akan meningkat dengan adanya dana segar.
Direktur Pengembangan Bisnis Adhi Commuter Properti Rozi Sparta mengatakan pihaknya akan memperkuat posisi perseroan sebagai perusahaan properti berbasis TOD.
Salah satu strategi yang diterapkan adalah menambah dua properti berbasis ToD di stasiun LRT Tahap I, salah satunya adalah LRT City Pancoran.
Dengan demikian, jumlah properti perseroan yang berdiri di atas stasiun LRT menjadi 9 titik dari sebelumnya 7 titik. Adapun, total titik stasiun LRT Tahap I mencapai 17 titik.
Selain itu, perseroan juga akan mulai fokus mengembangkan properti residensial rumah tapak.
Rozi menilai hal itu penting mengingat rumah tapak merupakan pendapatan utama bagi mayoritas perusahaan properti di dalam negeri.
Pengembangan properti rumah tapak itu masih akan berorientasi transportasi masal, dalam hal ini LRT.
Sejauh ini, proyek properti rumah tapak perseroan hanya Adi City Sentul seluas 120 hektar.
"Ke depan, kami akan perkuat landed house development di beberapa titik yang masih relate dengan properti ToD. Pengembangannya masih di daerah Jabodetabek," ucap Rozi.
Salah satu sumber dana yang akan digunakan untuk hal itu adalah dana segar dari IPO.
Mayoritas dana segar hasil IPO atau sekitar 45% akan dialokasikan untuk pengembangan proyek eksisting dan proyek berulang.
Sementara itu, sekitar 35% akan digunakan untuk dana akuisisi maupun pengembangan lahan baru.
Seperti diketahui, Adhi Commuter Properti akan melepas saham baru maksimal 30,56% dari modal disetor dalam penawaran umum saham perdana.
Secara rinci, maksimal 28,6% atau 8,01 miliar saham akan dilepas ke publik.
Sementara itu, 1,96% atau 560,22 juta saham akan ditawarkan pada manajemen dan karyawan perseroan melalui program Management and Employee Stock Option Program (MESOP).
Saham tersebut akan ditawarkan di rentang Rp 130 - Rp 200 per saham dengan target dana segar maksimum Rp1,6 triliun.
Adapun, masa bookbuilding akan dilakukan sepanjang 12-25 November 2021.
Hingga Juni 2021, total ekuitas Adhi Karya mencapai Rp 5,58 triliun. Jika target IPO Adhi Commuter Properti tercapai, total ekuitas Adhi Karya dapat mencapai Rp 7,18 triliun.