PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 16,55 miliar atau 20% dari laba bersih perseroan tahun buku 2021 yang senilai Rp 82,90 miliar.
Keputusan pembagian dividen telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilaksanakan Senin lalu (18/4). Para pemegang saham WIKA Beton menyetujui pembayaran dividen tunai sebesar Rp 1,90 per saham dari tahun buku 2021.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen WIKA Beton menyampaikan bahwa, cum date pembagian jatah dividen di pasar reguler dan negosiasi berlangsung pada 26 April 2022. Adapun, pembagian di pasar tunai berlangsung pada 28 April mendatang.
Cum date atau tanggal cum dividen merupakan tanggal terakhir bagi investor yang ingin membeli saham tertentu dan berhak untuk mendapatkan dividen perusahaan yang telah diumumkan. Apabila pembelian saham dilakukan investor setelah melewati jadwal cum date, maka investor tidak memiliki hak untuk mendapatkan dividen.
Sementara itu, awal perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen) di pasar reguler dan negosiasi digelar pada 27 April 2022, sedangkan di pasar tunai pada 9 Mei 2022.
"Tanggal recording date daftar pemegang saham yang berhak atas dividen berlangsung pada 28 April. Kemudian, tanggal pembayaran dividen akan dilakukan pada 20 Mei mendatang," ungkap manajemen dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (21/4).
Berdasarkan laporan keuangan, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 35,25% menjadi Rp 82,90 miliar pada 2021, dari perolehan laba tahun sebelumnya yang sebesar Rp 128,05 miliar.
Penurunan laba ini didorong oleh pendapatan perseroan yang juga mengalami penurunan sebesar 10,21% menjadi Rp 4,31 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 4,80 triliun. Pendapatan dari seluruh segmen bisnis perseroan tercatat turun, kecuali pada segmen bisnis jasa yang mencatat kenaikan sebesar 4,61% menjadi Rp 295,38 miliar dari sebelumnya Rp 282,35 miliar.
Sementara itu, segmen produk putar perseroan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 7,99% menjadi Rp 1,58 triliun dari sebelumnya Rp 1,71 triliun.
Kemudian, segmen produk non putar turun 2,28% dari sebelumnya Rp 2,16 triliun pada 2020 menjadi Rp 2,11 triliun di 2021. Lalu, pada lini bisnis konstruksi turun 49,63% menjadi Rp 321,11 miliar dari sebelumnya Rp 637,62 miliar.
Di samping itu, aset perseroan hingga akhir Desember 2021 mengalami peningkatan 4% dari Rp 8,51 triliun menjadi Rp 8,92 triliun. Jumlah liabilitas pun naik sebesar 7% dari Rp 5,11 triliun menjadi Rp 5,48 triliun dan jumlah ekuitas naik 1,4% dari Rp 3,39 triliun menjadi Rp 3,44 triliun.