PT PP (Persero) Tbk atau PTPP membukukan pertumbuhan laba bersih 13,42% sepanjang kuartal I 2022 menjadi Rp 53,41 miliar dari raihan untung bersih periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 47,09 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, pertumbuhan laba perseroan ditopang oleh kenaikan pendapatan usaha di semua sektor usaha perseroan. Pendapatan usaha PTPP tumbuh 50,79% menjadi Rp 4,28 triliun dari sebelumnya Rp 2,83 triliun. Adapun, sektor jasa konstruksi menjadi kontributor terbesar dengan menyumbang sebesar Rp 3,44 triliun.
Kemudian, sektor properti membukukan pendapatan sebesar Rp 433,65 miliar atau naik 37% dari sebelumnya Rp 274,33 miliar. Disusul oleh pendapatan sektor engineering, procurement-construction (EPC) yang menyumbang sebesar Rp 296,30 miliar. Lalu, pendapatan di sektor energi tercatat sebesar Rp 38,51 miliar, dan pendapatan dari sektor persewaan peralatan sebesar Rp 34,95 miliar.
Sementara itu, kontribusi pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 57% berasal dari induk usaha dan sisanya sebesar 43% berasal dari anak usaha dengan rincian, PP Presisi sebesar 17%, PP Semarang Demak sebesar 9%, PP Properti sebesar 8%, PP Urban sebesar 4%, dan lainnya sebesar 5%.
Hingga akhir Maret 2022, total nilai aset PTPP tercatat sebesar Rp 56,60 triliun, naik 1,84% dari total aset pada akhir Desember 2021 sebesar Rp 55,5 triliun. Sementara itu, liabilitas perseroan naik menjadi Rp 42,15 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 41,24 triliun dan ekuitas perseroan juga naik menjadi Rp 14,45 triliun dari sebelumnya Rp 14,33 triliun.
"Dengan pencapaian kinerja di kuartal I 2022 ini, menandakan bahwa perseroan mulai bangkit dan bertumbuh di masa pandemi Covid-19. Selain itu, kami masih optimistis dapat mencapai target yang telah ditetapkan di tahun 2022,” kata Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PTPP Agus Purbianto dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (12/5).
Sementara itu, sampai dengan akhir Maret 2022, PTPP telah mencatatkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 854 miliar. Angka tersebut lebih besar 71,89% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 497 miliar.
Adapun, belanja modal tersebut telah direalisasikan untuk membiayai anak usaha utama sebesar Rp 250 miliar, anak usaha non utama sebesar Rp 588 miliar, dan investasi baru sebesar Rp 16,3 miliar.
Tahun ini, PTPP menargetkan penyerapan belanja modal sebesar Rp 4,3 triliun yang direncanakan akan digunakan untuk penyertaan investasi pada anak usaha utama dan non utama, entitas, afiliasi, investasi baru dan kebutuhan aset tetap.
Perseroan membidik pertumbuhan laba bersih sekitar 18% dengan raihan kontrak baru tumbuh sekitar 47% tahun ini, dibandingkan realisasi tahun 2021 lalu.
Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, PT PP telah menyusun berbagai strategi dan kebijakan di tahun ini. Beberapa di antaranya adalah, peningkatan kapabilitas penetrasi pasar khususnya pada sektor champion yang menjadi keunggulan PT PP pada saat ini dan memperbesar dan berfokus pada portofolio milik pemerintah, BUMN, dan kerjasama BUMN.
Selain itu, perusahaan juga berupaya meningkatkan pengelolaan investasi, serta meningkatkan kapasitas balancesheet perusahaan yang dilakukan dengan berfokus pada program Smart Asset Recycling, termasuk pada asset recycling sektor properti.