PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak lima miliar saham baru. Dalam melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan para pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 21 Juli mendatang.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), rights issue akan dilaksanakan sekaligus atau bertahap dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan sejak disetujui pada RUPSLB mendatang.
Melalui rights issue ini, perseroan akan mendapat tambahan modal disetor yang akan digunakan untuk modal kerja sehingga dapat mengembangkan kegiatan usaha. Selain itu, rights issue ini juga dinilai akan berdampak positif terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha perseroan.
"Pemegang saham biasa atas nama yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan dalam rights issue akan mengalami penurunan kepemilikan saham atau terdilusi," tulis manajemen Bank Neo dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (15/6).
Selain itu, perseroan juga akan melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Dalam pelaksanaannya, Bank Neo akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 942,16 juta saham atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Adapun, dana yang diperoleh dari private placement ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan. Manajemen menjelaskan, akibat dari penerbitan saham baru ini jumlah saham yang dikeluarkan oleh perseroan menjadi lebih banyak.
Dengan demikian, setelah penambahan modal ditempatkan dan disetor perseroan dalam rangka private placement efektif, maka persentase kepemilikan saham masing-masing pemegang saham akan terdilusi sebesar 9,09%.
"Akan tetapi, jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham sebelum dan sesudah penerbitan saham baru tidak mengalami perubahan," lanjut manajemen.
Private placement ini dapat dilaksanakan sekaligus atau bertahap dalam jangka waktu dua tahun, terhitung sejak disetujui oleh RUPSLB perseroan bulan depan.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank Neo membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 416,73 miliar pada kuartal I 2022, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 50,27 miliar.
Pendapatan bunga mengalami kenaikan sebesar 146% menjadi Rp 350,93 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 142,62 miliar. Sementara itu, pendapatan bunga bersih yang diperoleh tumbuh 214% secara tahunan, dari sebelumnya Rp 62,93 miliar menjadi Rp 197,92 miliar di kuartal I 2022.
Tahun ini, Bank Neo menargetkan pertumbuhan pengguna sebesar 20% hingga 30%. Untuk memenuhi target tersebut, pada April lalu perseroan memperkenalkan kampanye #BuatSemua untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Melalui kampanye ini, perseroan ingin meningkatkan kesadaran publik bahwa gap literasi keuangan masih cukup besar di tengah masyarakat. Ini juga menjadi akar masalah dari besarnya angka populasi yang belum memiliki rekening bank atau unbanked dan underbanked di Indonesia.