Beban Membengkak, Waskita Karya Rugi Rp 293 Miliar di Semester I

Arief Kamaludin|KATADATA
Waskita Karya
28/7/2022, 12.26 WIB

Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 293,92 miliar pada semester pertama tahun ini. Kinerja tersebut berkebalikan dari laba senilai Rp 155,05 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya. 

Padahal, selama enam bulan pertama tahun ini, emiten berkode saham WSKT ini membukukan kenaikan pendapatan sebesar 29,29% atau Rp 6,90 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 4,71 triliun. 

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, kenaikan pendapatan Waskita diperoleh dari jasa konstruksi sebesar Rp 5,38 triliun atau naik 34,09% dari Rp 4,01 triliun secara tahunan (year on year/yoy).

Lalu, pertumbuhan dari pendapatan jalan tol sebesar Rp 459,55 miliar atau naik 30,88% dari Rp 351,10 yoy. Pertumbuhan pendapatan dari properti sebesar Rp 103,92 miliar atau naik 171,72% dari sebelumnya Rp 38,24 miliar yoy.  

Sejalan dengan kenaikan pendapatan usaha, beban pokok pendapatan Waskita Karya juga naik sebesar 29,29% menjadi Rp 5,43 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4,20 triliun. 

WSKT membukukan laporan aset sebesar Rp 97,14 triliun pada akhir Juni 2022, turun 6,23% dari total aset pada posisi Desember 2021 yakni Rp 103,60 triliun.

Dari total aset tersebut, terdapat aset lancar dan tidak lancar. Dalam laporan keuangan, perseroan mencatat total aset lancar yakni Rp 43,45 triliun atau naik 8,6% dari sebelumnya sebesar Rp 42,58 triliun yoy. Sedangkan aset tidak lancar tercatat Rp 53,69 triliun atau turun dari sebelumnya Rp 42,58 triliun.  

Perseroan juga mencatatkan total liabilitas yakni Rp 77,20 triliun atau turun 12,40% dari total sebelumnya pada Desember 2021 yakni Rp 88,14 triliun yoy. Kemudian untuk total ekuitas, perseroan mencatat Rp 19,93 triliun atau tumbuh 28,94% dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 15,46 triliun.

Hingga Juni 2022 ini, Waskita mencatatkan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp 9,31 triliun sampai Juni 2022. Nilai kontrak baru itu meningkat 197,3 % dari tahun sebelumnya Rp 3,13 triliun. Rinciannya, perolehan NKB bersumber dari proyek pemerintah sebesar 79,97 %, proyek swasta sebesar 8,99 %, pengembangan bisnis anak usaha perseroan sebesar 8,48 %, dan proyek BUMN sebesar 2,56 %.

Sedangkan, berdasarkan segmentasi tipe proyek, NKB tersebut terdiri dari segmen konektivitas infrastruktur sebesar 73,09 %, Sumber Daya Air (SDA) sebesar 9,83 %, anak usaha sebesar 8,48 %, proyek gedung sebesar 6,64 %, EPC sebesar 1,91 %, dan proyek sipil lainya sebesar 0,06 %.

SVP Corporate Secretary Waskita Karya Novianto Ari Nugroho mengatakan, beberapa proyek dengan kontribusi terbesar sampai dengan Juni 2022 adalah proyek rehab jalan dan jembatan nasional di Sumatra Utara, Proyek Gedung Gelanggang Inovasi dan Kreatifitas (GIK) Universitas UGM, Proyek Jalan Nasional Oecusse Timor Leste sebesar dan proyek Bendungan Temef NTT tahap 4.

“Pada tahun ini perseroan fokus pada perbaikan kinerja operasional dengan fokus menjalankan bisnis usaha dengan penyelesaian proyek-proyek yang tertunda selama pandemi Covid-19," kata Novianto, dalam siaran pers, dikutip Rabu (20/7). Selain itu, kata dia, perseroan juga terus meningkatkan kontrak baru baik di pasar domestik dan internasional dengan berpartisipasi pada G2G Pemerintah Indonesia dengan negara lain.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail