Bank Permata Kantongi Laba Rp 1,4 T pada Semester I, Melonjak 123%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang wanita melintas di teller PT Bank Permata Tbk, kawasan World Trade Center 2, Sudirman,  Jakarta Selatan (18/3). 
29/8/2022, 21.33 WIB

PT Bank Permata Tbk mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,4 triliun atau tumbuh 123,7% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Pertumbuhan laba bersih ditopang pendapatan operasional sebesar Rp 5,6 triliun, tumbuh sebesar 13,6% yoy dan didukung pendapatan bunga bersih yang tumbuh 6,7% yoy.

Meliza M. Rusli, Direktur Utama PermataBank mengungkapkan keberhasilan Permata Bank dalam semester pertama ini merupakan buah strategi perusahaan untuk terus perkuat inovasi produk dan jasa perbankan digital hingga memperdalam kemitraan strategis,

"Serta menjadi bagian dari keseharian nasabah dalam melakukan transaksi keuangan," katanya dalam keterangan resmi, Senin (29/8). 

Seiring dengan pertumbuhan laba, perseroan mencatatkan biaya pencadangan kredit yang menurun sebesar 33,9% menjadi Rp 994 miliar. Ini seiring dengan perbaikan kualitas kredit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dampak penurunan biaya pencadangan kredit ini juga terlihat dalam perbaikan rasio beban operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) menjadi sebesar 74,2% atau membaik 11,8% dibandingkan semester pertama tahun lalu sebesar 86,0%.  

Penyaluran kredit kepada masyarakat tumbuh 11,4% yoy menjadi sebesar Rp 134,7 triliun, didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 14,2% dan 19,5%.  Sejalan dengan hal ini, rasio RIM Bank juga mengalami perbaikan menjadi 78% dari sebelumnya 70% di kuartal I tahun 2022.

Rasio NPL gross berada pada level 3,1% di akhir bulan Juni dibandingkan dengan pada akhir Desember 2021 sebesar 3,2%.  Rasio NPL net yang mencerminkan prudensi dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,5% dibandingkan dengan 0,7% di akhir Desember 2021 lalu. 

Rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran 230%, atau meningkat dibandingkan 218% di periode yang sama tahun lalu. Bank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset. 

Lalu, dari sisi pendanaan, simpanan nasabah tumbuh solid sebesar 10,3% yoy terutama dikontribusi dari pertumbuhan giro sebesar 37,7% dan tabungan sebesar 11,2%. Sejalan dengan hal ini, rasio CASA Bank meningkat menjadi 58,7%, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar 54,0%. 

Selanjutnya, rasio permodalan bank merupakan salah satu yang terkuat di antara 10 besar Bank Komersial, dengan rasio CAR dan CET-1 masing-masing sebesar 33% dan 25%. Perseroan juga membukukan pertumbuhan aset sebesar 7,9% yoy menjadi sebesar Rp 230 triliun. 

Perseroan juga berinvestasi dalam teknologi digital yang mendukung pertumbuhan volume dan penjualan yang lebih cepat. Selama tengah tahun pertama 2022, jumlah total transaksi e-channel Bank meningkat 24,2% yoy serta jumlah pengguna PermataMobile X meningkat 42% yoy.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail