Manajemen PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menanggapi fenomena peningkatan inflasi dan suku bunga yang mempengaruhi kenaikan harga bahan material konstruksi.
Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito mengakui, perseroan terkena dampak kenaikan harga bahan material sebanyak dua kali sepanjang tahun ini.
"Pertama, pada Maret - April akibat perang Ukraina dan Rusia yang membuat material baja dan aspal naik. Kemudian, kedua ditambah dengan kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak)," ujar Agung, Selasa (13/9).
Menurut dia, kenaikan harga bahan baku konstruksi tersebut berdampak pada penurunan kinerja laba perusahaan. Untuk itu, emiten berkode saham WIKA ini mengambil sejumlah langkah untuk memitigasi penurunan laba.
Pertama, menyesuaikan harga produksi dengan kenaikan harga bahan baku saat ini dalam proses tender di masa mendatang. Kedua, menyesuaikan harga bahan baku pada proyek yang sedang berjalan, dengan meminta eskalasi biaya konstruksi proyek multiyears.
Ketiga, bernegosiasi dengan pemilik proyek untuk mengakomodasi penetapan harga baru, mengingat kontrak ditandatangani pada tahun sebelumnya, ketiga harga bahan material belum naik.
Terkait potensi kenaikan suku bunga, emiten konstruksi pelat merah ini juga berencana melakukan reprofiling aset-aset, "dan melakukan recycling non-core aset agar banyak aksi korporasi terkait recycling tersebut," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Agung juga mengatakan, Wijaya Karya mengurangi pembangunan proyek di luar negeri. Alasannya, karena kemampuan pemilik proyek tidak cukup baik, sehingga penagihan tak berlangsung lancar.
Maka itu, perseroan mulai melakukan seleksi jenis proyek dan pemilik proyek yang berada di luar negeri demi mempertahankan kinerja keuangan perusahaan.
Proyek Solomon Rampung Lebih Cepat
Sebelumnya, Wijaya Karya telah menyelesaikan Proyek Multi Purpose Sport Complex di Kepulauan Solomon tiga bulan lebih cepat dari target. Proyek tersebut secara resmi diserahterimakan oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi kepada Perdana Menteri Kepulauan Solomon Hon. Manasseh Damukana Sogavare.
Proyek ini merupakan hibah Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah dan Rakyat Kepulauan Solomon dan dibangun untuk penyelenggaraan Pacific Games 2023 turnamen antar negara yang berada di sekitar pulau Pasifik.
Dalam sambutannya Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengatakan, proyek tersebut dapat menyimbolkan harapan dan optimisme. Indonesia juga ingin menjalin kemitraan dengan Kepulauan Solomon dan negara lain di kawasan Pasifik menjadi sebuah kesempatan untuk dapat membangun masa depan bersama melalui kerja sama yang didasari rasa saling percaya dan saling menghormati.
"Bangunan ini dikerjakan bersama-sama oleh putra-putri Indonesia dan putra-putri Kepulauan Solomon," ujar Retno.
WIKA mampu menyelesaikan proyek ini tiga bulan lebih cepat dari target yang ditetapkan yaitu pada Desember 2022. Menurut Agung, capaian tersebut merupakan buah dari metode kerja yang efektif dengan melibatkan monitoring dan evaluasi yang intensif serta didukung dengan pengalaman panjang WIKA dalam menjalankan bisnis di luar negeri.