Sempat Mandek, PTPP Lanjutkan Pembangunan Smelter Mempawah

123RF.com/Chutima Chaochaiya
Ilustrasi smelter
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
25/10/2022, 15.06 WIB

Perusahaan konstruksi PT PP (persero) Tbk atau PTPP akan melanjutkan kembali pengerjaan proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek ini kembali berjalan setelah dilakukannya amandemen atau penyesuaian kontrak pekerjaan.

Melansir keterbukaan informasi Selasa (25/10), proyek smelter yang memiliki kapasitas 1 juta ton per tahun ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dikerjakan oleh Konsorsium China Aluminum International Engineering Co. Ltd. (Chalieco) bersama dengan PTPP.

“Para pekerja proyek telah kembali beraktivitas di proyek pembangunan smelter alumina Mempawah menyusul telah ditandatanganinya berita acara mediasi antara Chalieco dan PTPP selaku kontraktor pelaksana yang disaksikan langsung oleh pihak Jamdatun sebagai mediator," ujar Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi melalui keterbukaan informasi, Selasa (25/10).

Sebelumnya, terjadi perbedaan pendapat dan diskusi panjang terkait pengerjaan proyek tersebut. Kemudian kesepakatan bersama antara Konsorsium Chalieco untuk melanjutkan pekerjaan baru terjalin setelah adanya beberapa kesepakatan penyesuaian kontrak. 

Proses ini berkat adanya dukungan dari kejaksaan agung muda perdata dan tata usaha negara. Pembangunan proyek SGAR Mempawah ini diharapkan perusahaan dapat berjalan lancar dan diselesaikan sesuai waktu yang telah disepakati bersama.

“Pelaksanaan kembali pekerjaan proyek ini tentunya diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian di daerah Mempawah, Kalimantan Barat. Selain itu proyek diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat lokal sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara pelaksana dan masyarakat sekitar,” kata Bakhtiyar Efendi.

Sebagai informasi, proyek SGAR Mempawah dimiliki oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI). Smelter ini dibangun dengan tujuan agar Indonesia dapat melakukan sendiri proses pengolahan bauksit menjadi almunium, sehingga tidak akan bergantung kepada negara lain. Pembangunan smelter ini juga dilatarbelakangi oleh pelarangan ekspor bahan mentah dan konsentrat di tahun 2023 mendatang.

Pada tahun ini, emiten bersandi PTPP ini mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 4,3 triliun. Dari jumlah itu, sampai dengan semester pertama realisasi penggunaan belanja modal sudah terserap sebesar Rp 1,8 triliun.

Mengacu laporan keuangan perusahaan sampai dengan paruh pertama tahun ini, PTPP mengantongi pendapatan sebesar Rp 9,02 triliun, meningkat dari periode sama di tahun sebelumnya Rp 6,45 triliun. Pada  tahun ini, perusahaan memproyeksikan akan membukukan pendapatan Rp 21,40 triliun.

Adapun, dari sisi perolehan kontrak sampai dengan Agustus 2022 tercatat sudah mencapai Rp 15,78 triliun, yang terdiri dari 30% proyek pemerintah, 65% disokong dari BUMN, dan 5% dari swasta. Di tahun ini, kontrak baru PTPP diproyeksikan akan menembus Rp 31 triliun dengan rincian, 63% dari proyek konstruksi, 23% dari anak usaha, 1% proyek luar negeri dan 13% dari EPC.

Reporter: Zahwa Madjid