Emiten transportasi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyiapkan strategi dalam menghadapi potensi terjadinya risiko resesi ekonomi tahun depan. Strategi itu antara lain dengan meremajakan 3.000 unit kendaraan milik perusahaan. Direktur Utama Blue Bird, Sigit Djokosoetono, mengatakan strategi tersebut dapat mengurangi beban dan akan menjadi bantalan jika resesi terjadi.
“Kami tetap komitmen untuk meremajakan, karena kami mempunyai strategi untuk terus meremajakan armada. Jadi apabila resesi itu muncul, kita bisa pakai 4-5 tahun ke depan," ujar Sigit, Kamis (10/11) saat paparan publik di Jakarta.
"Dan juga bisa menjadi buffer atau bantalan untuk mengurangi beban-beban kita apabila demand berkurang akibat resesi."
Sebelumnya, Blue Bird juga memproyeksikan penambahan 5.000 armada untuk tahun ini. Sampai dengan kuartal ketiga tahun ini, realisasi penambahan armada baru sebanyak 3000 unit dari alokasi belanja modal yang diproyeksikan Rp 1,2 triliun.
Tak hanya itu, emiten transportasi dengan kode saham BIRD ini juga menargetkan penambahan sekitar 5.000 hingga 8.000 armada di tahun depan. Wakil Direktur Utama, Adrianto Djokosoetono menambahkan bahwa untuk angka lebih tepatnya, akan disesuaikan dengan kondisi di tahun depan.
“Kita juga tetap waspada terhadap resesi itu impact-nya berapa besar jadi kita bisa melakukan adjustment untuk kendaraan yang kita akan beli dalam range minimum dan maksimum,” kata Andre pada Katadata, Kamis (10/11).
Dalam kesempatan yang sama, Blue Bird juga mengumumkan hasil RUPSLB perseroan yang menyetujui pengunduran diri Eko Yuliantoro sebagai direktur perseroan. Rapat tersebut mengangkat Irawaty Salim sebagai direktur perseroan yang baru menggantikan Eko Yuliantoro terhitung efektif sejak ditutupnya rapat RUPSLB sampai dengan ditutupnya RUPST Perseroan tahun 2024 mendatang.
Berikut sususan direksi Blue Bird terbaru:
- Direktur Utama : Sigit Djokosoetono
- Wakil Direktur Utama : Adrianto Djokosoetono
- Direktur : Irawaty Salim
"Dengan struktur manajemen yang baru ini harapannya dapat mendorong kinerja Perseroan ke arah yang lebih baik, sambil terus mengembangkan inovasi baru sehingga kinerja perusahaan terus tumbuh positif seiring dengan permintaan pasar yang semakin banyak," lanjut Andre.