Blue Bird Bakal Remajakan 3.000 Armada Hadapi Guncangan Resesi

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pengemudi mengisi daya mobil taksi listrik Bluebird (e-Taxi) di Kantor Pusat Blue Bird Group, Mampang Prapatan, Jakarta.
Penulis: Zahwa Madjid
10/11/2022, 19.10 WIB

Emiten transportasi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyiapkan strategi dalam menghadapi potensi terjadinya risiko resesi ekonomi tahun depan. Strategi itu antara lain dengan meremajakan 3.000 unit kendaraan milik perusahaan. Direktur Utama Blue Bird, Sigit Djokosoetono, mengatakan strategi tersebut dapat mengurangi beban dan akan menjadi bantalan jika resesi terjadi.

“Kami tetap komitmen untuk meremajakan, karena kami mempunyai strategi untuk terus meremajakan armada. Jadi apabila resesi itu muncul, kita bisa pakai 4-5 tahun ke depan," ujar Sigit, Kamis (10/11) saat paparan publik di Jakarta.

"Dan juga bisa menjadi buffer atau bantalan untuk mengurangi beban-beban kita apabila demand berkurang akibat resesi." 

Sebelumnya, Blue Bird juga memproyeksikan penambahan 5.000 armada untuk tahun ini. Sampai dengan kuartal ketiga tahun ini, realisasi penambahan armada baru sebanyak 3000 unit dari alokasi belanja modal yang diproyeksikan Rp 1,2 triliun. 

Tak hanya itu, emiten transportasi dengan kode saham BIRD ini juga menargetkan penambahan sekitar 5.000 hingga 8.000 armada di tahun depan. Wakil Direktur Utama, Adrianto Djokosoetono menambahkan bahwa untuk angka lebih tepatnya, akan disesuaikan dengan kondisi di tahun depan.

“Kita juga tetap waspada terhadap resesi itu impact-nya berapa besar jadi kita bisa melakukan adjustment untuk kendaraan yang kita akan beli dalam range minimum dan maksimum,” kata Andre pada Katadata, Kamis (10/11).

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid